Contoh Soal SNBT 2023

Contoh Soal SNBT 2023 Literasi Bahasa Indonesia, Cocok Untuk yang Mau Masuk Universitas Lampung

Universitas Lampung adalah sebuah perguruan tinggi negeri yang berdiri di Provinsi Lampung.

Penulis: Istiqomah Kaloko |
HO / TRIBUN
Contoh Soal SNBT 2023 Literasi Bahasa Indonesia, Cocok Untuk yang Mau Masuk Universitas Lampung 

TRIBUN-MEDAN.COM - Seleksi Nasional Berdasarkan Tes (SNBT) 2023 akan dilaksanakan pada bulan Mei mendatang.

Sebelum menghadapi ujian SNBT 2023, alangkah baiknya calon mahasiswa mempersiapkan diri agar masuk ke Universitas impian.

Universitas Lampung merupakan salah satu kampus negeri Indonesia yang dapat kamu jadikan sebagai pilihan saat mendaftar SNBT.

Universitas Lampung adalah sebuah perguruan tinggi negeri yang berdiri di Provinsi Lampung.

Untuk masuk ke Universitas Lampung, Anda dapat mengikuti ujian SNBT 2023 yang diadakan pada bulan Mei.

Ada tujuh materi yang akan diujikan dalam Seleksi Nasional Berdasarkan Tes (SNBT), salah satunya ialah Tes Literasi Bahasa Indonesia.

Contoh soal Literasi Bahasa Indonesia:

Teks berikut untuk soal no 1 - 2

“Kamu sudah bijaksana; tapi kamu bukan anak biasa. Jutaan anak biasa di luar sana nggak sebijak kamu, dan mungkin saja membuat pilihan yang salah. Dan, kalau kesalahan dia, atau kesalahan kamu, menyakiti salah satu dari kalian, bisa saja itu membekas dan berdampak parah. Luka dari masa kecil itu lebih sulit disembuhkan daripada yang kamu dapat setelah dewasa.”

Aku mengangkat bahu. “Yang kubilang barusan adalah perspektif umum orang dewasa. Tapi, kamu yang menentukan apa yang mau kamu lakukan. Aku nggak kenal anak ini. Tapi, sebagai orang yang sayang kamu, aku akan otomatis menganggap kalau nggak ada anak yang sepadan untuk kamu.”

Suki mengernyit. “Jadi, menurut kamu, aku harus bilang nggak?”

“Nggak juga. Kalau kamu mau coba, silakan saja. Tapi, kamu harus tahu kalau nggak ada orang lain yang bisa menanggung risiko dari perbuatan yang kamu pilih. Jadi, anak kecil nggak akan memberikanmu pengecualian.”

"Jadi ... kamu nggak memberi nasihat apa-apa?” tanya Suki.

Aku tertawa dan menggeleng. “Nggak. Menurutku, anak-anak harus dididik untuk belajar mengambil keputusan dan menanggung hasilnya. Tapi, kamu bukan anak biasa. Kamu sudah terbiasa menghadapi keputusan sulit. Tapi kalau nasihat, aku punya satu.

“Sejauh ini, kamu selalu mendasarkannya pada kebutuhan orang—pindah ke sini untuk menemani Abel, pindah ke Jepang untuk keluarga ibumu .... Aku mau, untuk keputusan yang ini, pikirkan diri sendiri. Ambil keputusan berdasarkan keinginanmu, bukan apa yang diminta anak itu.

Sumber: Tribun Medan
Halaman 1/4
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved