Anak Difabel Dianiaya
Guru SLB Aniaya Anak Difabel Hingga Memar dan Muntah-Muntah
Anak berkebutuhan khusus yang masih berusia 4 tahun mengalami luka memar di bagian tubuhnya hingga mengalami muntah-muntah, diduga dianiaya terapis
TRIBUN-MEDAN.COM – Seorang anak berkebutuhan khusus atau difabel diduga menjadi korban kekerasan yang dilakukan oknum terapis sebuah yayasan tempat anak berkebutuhan khusus di Kota Makassar.
Anak berkebutuhan khusus yang berinisial GF dan masih berusia 4 tahun mengalami luka memar di bagian tubuhnya hingga mengalami muntah-muntah.
Orang tua dari anak berkebutuhan khusus yang berinisal GF pun tak terima atas kejadian yang diduga penganiayaan dan kini telah melaporkannya ke pihak kepolisian atas peristiwa tersebut.
Ibu GF berinisial FM (26) menjelaskan bahwa sang anak diduga dianiaya dengan cara dicubit hingga digigit.
Perlakuan yang diterima itu, kata FM, merupakan hukuman dari pihak yayasan.
"Itu anak saya digigit, dicubit, dilakukan kekerasan fisik yang katanya pihak penanggung jawab itu adalah sebagai punishment mereka. (Yang aniaya) Itu pihak penanggung jawab kayak kepala sekolah di sana, karena kan sampai biru-biru (memar). Anak saya itu dia terlambat bicara, kata dokter kemungkinan kena ADHD (kurang fokus dan hiperaktif)," ucap FM dikutip Tribun Medan, Kamis (20/4/2023)
FM mengatakan hukuman kekerasan fisik yang didapatkan sang anak lantaran anaknya disebut kurang fokus saat diberi pelajaran di yayasan tempat anak berkebutuhan khusus tersebut.
Baca juga: Tak Terima Disenggol, Pria Aniaya Pengendara Motor hingga Kejang-kejang
"Katanya itu punishment dari mereka, hukuman karena anakku katanya tidak fokus, karena kan ini anakku sekolah di sekolah anak berkebutuhan khusus (disabilitas), di situ ada down sindrom, autis, terlambat bicara juga ada. Terapisnya juga akui juga itu, ada terapis yang jujur sama saya bahwa itu memang punishment nya begitu," ujarnya.
"Ada yang memang kepala sekolah, ada juga terapisnya yang katanya arahan kepala sekolah kalau anak-anak tidak fokus atau tidak ada perkembangan atau lama perkembangan, harus dilakukan punishment seperti itu kekerasan," sambungnya .
FM menceritakan, awalnya sang anak dimasukkan ke yayasan tersebut sejak tahun 2022 lalu.
Hingga pada saat 13 April 2023 lalu, sang anak sempat mengalami muntah-muntah hingga dibawa ke rumah sakit (RS).
FM pun di situ merasa ganjal hingga curiga anaknya mendapatkan kekerasan.
Ia juga mengatakan dari keterangan dokter, kata Firalianty, GF mengalami muntah karena ada benturan di kepalanya.
"Kata dokter muntah karena kepalanya terbentur sampai benjol," ujarnya.
Ia lantas menanyakan kejadian tersebut ke pihak sekolah. Sebab, GF selama ini dititip di yayasan tempat anak berkebutuhan khusus di Kota Makassar.
"Dari keterangan penanggung jawabnya katanya karena anakku tidak fokus jadi bentuk punichmentnya begitu. Dicubit," ungkapnya.
Orang tua korban yang tak terima kejadian itu lantas melapor ke polisi. Menurut Firalianty, anaknya dimasukkan ke sekolah Special Kids agar bisa diterapi, bukan disiksa.
"Anak saya dicubit, dianiaya dan kata penanggungjawabnya itu bentuk punishment mereka," ucapnya.
Dari situlah ketahuan bahwa GF mengalami kekerasan di sekolah. Alasan pihak sekolah adalah itu bentuk hukuman.
GF diketahui penyandang down syndrome. Sehingga sering lambat respon, hiperaktif, dan tidak fokus.
Tidak terima sang anak mendapatkan perlakuan dugaan kekerasan, FM pun melaporkan penanggung jawab yayasan tersebut ke polisi atas tudingan kekerasan terhadap anak, dengan nomor registrasi laporan STBL/783/IV/2023/POLDA SULSEL/RESTABES MKSR, pada Sabtu (15/4/2023).
Sementara, Kasat Reskrim Polrestabes Makassar, AKBP Ridwan JM Hutagaol membenarkan perihal laporan yang dibuat FM.
Ia menyebut pihaknya masih dalam penyelidikan terkait laporan yang dilayangkan FM.
"Kita cek, kita masih lakukan penyelidikan," tandasnya. (cr9/Tribun-Medan.com)
Baca juga: Ditetapkan Tersangka, Ternyata Yudo Pernah Aniaya Temannya Karena Masalah Sepele dan Aneh
| Bertemu Tetua Adat Selama 2 Jam, Bobby Sepakat TPL Ditutup: Surat Rekomendasi Paling Lama Seminggu |
|
|---|
| SELENGKAPNYA Perubahan Tim Pengacara Nadiem Makarim: Hotman Paris Hutapea Dicoret, Ini Alasannya! |
|
|---|
| Disindir PSI soal Nenek-nenek Puluhan Tahun Jabat Ketum Partai, PDIP: Jokowi Jilat Ludahnya Sendiri |
|
|---|
| RIZKI Kiper Bandung yang Bohongi Ibunya Demi ke Kamboja, Akhirnya Tiba di Indonesia, Menangis Nyesal |
|
|---|
| Ayah Tiri Alvaro Ditemukan Tewas dalam Sel, Terduga Pembunuh Diduga Akhiri Hidup Usai Diinterogasi |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/medan/foto/bank/originals/penganiayaan-ayah-ibu-dan-bibinya-terhadap-bocah-di-padang.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.