Breaking News

Ramadan 1444 H

Masjid Besar Jami', Jadi Tempat Paling Aman Beribadah Saat Masa Penjajahan Belanda di Dairi

Usai dibangun, masyarakat bersama pembawa Agama Islam tersebut melaksanakan Shalat Jumat pertama kali di Kabupaten Dairi.

TRIBUN MEDAN/ALVI
Masjid Besar Jami' yang berada di Jalan Lae Pinang Desa Bintang Mersada, jadi saksi bisu sejarahnya sholat Jumat pertama di Kabupaten Dairi. 

TRIBUN-MEDAN.COM, SIDIKALANG - Masjid Besar Jami' Bintang yang berada di Jalan Lae Pinang Desa Bintang Mersada Kecamatan Sidikalang Kabupaten Dairi merupakan masjid pertama yang ada di Kabupaten Dairi.

Menurut cerita dari Nazir Masjid Besar Jami', Kurniadi Bintang mengungkapkan, Masjid tersebut dibangun sejak tahun 1914, dimana kala itu Kabupaten Dairi masih di jajah oleh Belanda.

Meski bukan tempat pertama kali Agama Islam masuk ke Kabupaten Dairi, namun di Desa Bintang Mersada ini menjadi tempat saksi bisu dibangunnya masjid yang pertama kali.

"Awal mulanya pendatang dari Aceh Singkil membawa Agama Islam masuk di Desa Kuta Maha Kecamatan Siempat Nempu Hulu. Namun, karena saat itu masih dalam masa penjajahan, mereka kemudian berpindah tempat melalui jalur Utara, dan tiba lah di desa ini.

Karena kondisinya yang jauh dari permukiman, dan di rasa cukup aman, maka dibangun lah Masjid Jami' ini , " Cerita Kurniadi Bintang, Minggu (16/4/2023).

Awalnya, Masjid tersebut masih dibangun dengan menggunakan kayu sebagai dinding, dan daun ijuk sebagai atap.

Usai dibangun, masyarakat bersama pembawa Agama Islam tersebut melaksanakan Salat Jumat pertama kali di Kabupaten Dairi.

Setelah beberapa tahun kemudian, akhirnya Masjid tersebut sudah beberapa kali mengalami renovasi.

Terakhir kali direnovasi pada tahun 2010, dimana dinding Masjid yang dahulunya masih terbuat dari kayu, kini sudah berdinding tembok.

Adapun saksi sejarah dari Masjid tersebut yakni beberapa pemakaman yang terletak disisi kiri luar masjid.

"Ya itu merupakan makam para tokoh agama di sini, di antaranya Tuan Iman Rapat Bintang (kakek) dan Tuan Iman Arkanuddin Bintang (ayah). Mereka ini lah dulunya imam masjid di sini semasa hidup," terangnya.

Masjid tersebut disebut dapat menampung 300 sampai 500 jamaah.

Biasanya, pada saat pelaksanaan Salat Ied Idul Fitri nanti, para jamaah akan datang berbondong-bondong hingga membludak ke halaman masjid.

Kurniadi Bintang juga mengungkapkan, kegiatan yang rutin digelar selama bulan suci Ramadhan ini adalah, berbagai lomba yang digelar bagi anak-anak seperti lomba ceramah, hafalan surah-surah Al-Quran, dan masih banyak lainnya.

"Nah jadi pengumuman hasil pemenangnya, nanti akan  diumumkan saat Hari Raya Idul Fitri ke 3. Jadi sekalian silaturahmi, " Jelasnya.

Adapun rencana Kurniadi Bintang, yakni membangun sebuah Taman Pendidikan Al-Quran (TPA) bagi anak - anak di sekitar desa tersebut, untuk membuat Masjid bersejarah tersebut kembali lebih bermakna.

"Rencana kami memang mau membuat TPA di sekitaran halaman masjid ini, jadi Masjid bersejarah ini tentu akan lebih banyak lagi kegiatan," Tutupnya.

(Cr7/tribun-medan.com)

Sumber: Tribun Medan
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved