Viral Medsos

Penembakan Misterius 1982-1985: Petinju Johny Mangi Tewas Terkapar dan Teror Potongan Kepala

Diawali pembunuhan petinju terkenal, Johny Mangi, hingga teror pengiriman potongan kepala terhadap satu media yang rajin memberitakannya.

Editor: AbdiTumanggor
TOKOPEDIA/CREATIVEBOOKSTORE85
Majalah 'Zaman', edisi 4 Juni 1983, memberitakan tentang misteri kematian Johny Mangi. (TOKOPEDIA/CREATIVEBOOKSTORE85) 

TRIBUN-MEDAN.COM - Peristiwa penembakan misterius 1982-1985, atau kerap diistilahkan sebagai 'Petrus', diakui negara sebagai pelanggaran HAM berat.

Rangkaian peristiwa kala itu juga merembet ke Kota Malang, Jawa Timur.

Diawali pembunuhan petinju terkenal, Johny Mangi, hingga teror pengiriman potongan kepala terhadap satu media yang rajin memberitakannya.

"Dor!"

Johny Mangi, petinju terkenal berusia 25 tahun asal Kampung Kayu Tangan, Kota Malang, itu langsung tersungkur.

Peluru panas itu menghantam pelipis kanan dan tembus ke bagian kiri kepala Johny.

Dia lalu mati terkapar dengan kepala berlumuran darah di jembatan di dekat Jalan Widodaren. Kejadiannya dini hari, pada 1 Mei 1983.

Warga Kota Malang kemudian geger. Petinju yang cukup dikenal suka berkelahi dan bikin ribut itu tewas misterius.

Keterangan polisi saat itu menyebut sang petinju "meninggal akibat kecelakaan senjata api."

Dia diberitakan tewas tertembak setelah meniru permainan 'rulet Rusia'. Kemudian muncul dugaan lain dia mati bunuh diri.

Namun tidak semua percaya atau meragukan cerita polisi.

Majalah 'Zaman', edisi 4 Juni 1983, memberitakan tentang misteri kematian Johny Mangi. (TOKOPEDIA/CREATIVEBOOKSTORE85)
Majalah 'Zaman', edisi 4 Juni 1983, memberitakan tentang misteri kematian Johny Mangi. (TOKOPEDIA/CREATIVEBOOKSTORE85) 

Sumber Majalah Tempo, edisi 14 Mei 1983, menyebut ada dua sosok menghampirinya, lalu ada keributan, dan terdengar tembakan.

Ada cerita lain, masih menurut Tempo, Johny ditembak saat bermain karambol.

Desas-desus seperti ini juga beredar di warga Kayutangan dan sekitarnya — saat itu.

Dan ada keanehan, lampu di lokasi kejadian tiba-tiba mati dan orang-orang diminta menyingkir. Lalu, "dor!"

Halaman 1/4
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved