Puasa di Negeri Orang
CERITA Fitra, Jalani Puasa di Australia, Pilih Berkumpul Bersama Muslim dari Berbagai Negara
Melewati hari-hari di perkebunan Apel pada siang hari dengan panas matahari 12-39 derajat celcius bukanlah hal yang mudah untuk dilaluinya.
Penulis: Husna Fadilla Tarigan | Editor: Ayu Prasandi
TRIBUN-MEDAN.COM, MEDAN- Menjalani puasa di luar negeri untuk pertama kali, Armaya Fitra Akbar Sirait, memilih mengobati kerinduannya akan nuansa Ramadan.
Fitra sapaan akrabnya banyak berkumpul dengan muslim dari berbagai negara.
Pria asal Tanjungbalai ini, harus melewati bulan suci Ramadan, di Negara kangguru tersebut tepatnya di Victoria, karena bekerja.
Melewati hari-hari di perkebunan Apel pada siang hari dengan panas matahari 12-39 derajat celcius bukanlah hal yang mudah untuk dilaluinya.
Ya tahun pertama memang selalu sulit, sama seperti yang dialami Fitra, dirinya harus merasakan sahur pertama tanpa nasi, melewati durasi puasa yang lebih panjang, menghadapi terik matahari yang jauh lebih tinggi dan beberapa hal lainnya yang menjadi shock culture bagi Pria kelahiran 16 Februari 1997 itu.
"Disitulah sahur, pertama kali sahur tanpa nasi, tanpa rendang. Paling berat lagi ketika harus melewati hari dengan panas matahari yang sangat terik, bisa dibayangin lah tengah terik di perkebunan, durasi puasanya juga jadi agak panjang," ujar Fitra ketika dihubungi Tribun Medan.
Kini musim sudah mulai beralih, Fitra mengatakan mulai memasuki musim Autum atau musim gugur, perlahan jam puasa pun semakin singkat.
"Sekarang malah udah agak sama kayak di Indonesia ya, nggak kek di awal puasa, jadi sahur jam 5 buka puasa di sekitar jam setengah 7," jelasnya.
Alhasil, dari perubahan waktu tersebut membuatnya harus melewatkan waktu sahur sebanyak dua kali.
"Iya jadi kan waktu imsaknya berubah tuh, diawal puasa jam 6 imsaknya, ehh mundur kan jadi jam 5 yaudah lewat lah itu sahur, karna belum paham diawal-awal kemaren," ungkapnya.
Dengan segala serba-serbi soal waktu, lain hal lagi Fitra harus mengobati kerinduan akan nuansa Ramadan di Indonesia.
Mengenai hal itu, Fitra memilih untuk banyak melibatkan diri dengan muslim dari berbagai negara.
Ikut serta menyiapkan aneka takjil, berbuka puasa hingga terawih bersama. Menunjukkan kontribusi sebagai muslim, Fitra juga terkadang berperan sebagai bilal saat terawih.
Fitra harus menempuh waktu kurang lebih 15 menit untuk sampai di surau tersebut, dengan menggunakan skuternya.
Tak jarang pula Fitra sesekali menyambangi masjid yang jauh lebih besar di Melbourn untuk sekedar bisa merasakan berkumpul dengan muslim lainnya.
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/medan/foto/bank/originals/Armaya-Fitra-Akbar-Sirait-pria-asal-tanjung-balai-yang-sedang-bekerja-di-Australia.jpg)