Berita Viral
Dua Bulan Sandera Pilot Susi Air Tak Ada Tebusan, KKB Papua Tawarkan Negosiasi Damai
KKB Papua memberikan tawaran damai ke pemerintah Indonesia setelah menyandera Pilot Susi Air, Philip Max Marthens selama dua bulan.
Di sisi lain, Satgas Damai Cartenz masih melakukan upaya pencarian terhadap pilot, Kapten Philip.
Kepala Operasi Damai Cartenz, Kombes Faizal Ramadhani, mengatakan tim gabungan TNI/Polri akan berusaha maksimal untuk bisa menyelamatkan Kapten Philip dalam keadaan hidup.
Alasan mengapa sampai saat ini aparat keamanan belum berhasil menemukan Kapten Philip, sebut Faizal, adalah karena mereka sangat berhati-hati, mengingat pimpinan TPNPB-OPM Egianus Kogoya memiliki rekam jejak yang cukup kelam dalam pembunuhan.
"Egianus ini biasanya tidak cuma menggertak, dia lakukan apa yang dia katakan, makanya kita tidak boleh gegabah," kata Faizal, dikutip dari rilis Satgas Damai Cartenz.
Namun, upaya pencarian Kapten Philip itu dipertanyakan oleh Sebby, selaku juru bicara TPNPB-OPM.
Pasalnya, menurut Sebby, mereka sudah dengan “jelas” menyampaikan bahwa pilot berada bersama mereka di “Markas Komnas TPNPB-OPM di Kodap III Ndugama-Derakma”
“TNI/Polri mau melakukan pencarian, memangnya dia hilang,” ujar Sebby.
Alasan penyanderaan
Pada pada Selasa (07/02), Polda Papua mengatakan pesawat Susi Air jenis Pilatus Porter PC 6/PK-BVY hilang kontak di Bandara Distrik Paro, Kabupaten Nduga, Papua, pukul 06.17 Waktu Indonesia Timur (WIT).
Pesawat itu lepas landas dari Bandara Mozes Kilangin, Kabupaten Mimika, membawa lima penumpang menuju Nduga dan dijadwalkan kembali ke Bandara Mozes Kilangin pada pukul 07.45 WIT.
Namun, hingga pukul 09.15 WIT pesawat itu tak kunjung kembali.
Tak berapa lama, TPNPB-OPM mengaku bertanggung jawab atas sabotase pesawat Susi Air dan telah menyandera pilot.
Sebby Sambom mengatakan penyanderaan pilot Philip Max Mehrtens dilakukan karena “Selandia Baru dan Australia bertanggung jawab atas kematian satu juta lebih penduduk orang asli Papua selama 60 tahun di tangan pemerintah kolonial Republik Indonesia”.
Mereka mengatakan selama ini Australia, Selandia Baru, Amerika Serikat, dan negara-negara Eropa mendukung Indonesia dengan mengirimkan senjata dan melatih tentara/polisi untuk “membunuh orang asli Papua selama 60 tahun”.
(*)
Berita sudah tayang di tribun-sumsel
| NASIB AKBP Basuki Buntut Tewasnya Dosen Tanpa Busana di Hotel, Ditahan 20 Hari karena Tinggal Seatap |
|
|---|
| PEMBELAAN AKBP Basuki Soal Kasus Dosen Tewas Tanpa Busana di Hotel, Bantah Asmara: Saya Sudah Tua |
|
|---|
| Postingan Faisal Tanjung, Guru Rasnal dan Abdul Muis Terima Uang Pungli 11 Juta, Diputus MA Bersalah |
|
|---|
| Hasil Autopsi DLL Dosen Untag, Tewas Talenjang di Kamar Hotel, Ternyata Jantungnya Sampai Sobek |
|
|---|
| Terungkap Kondisi Jantung Dosen Linchia, AKBP Basuki Ternyata Sudah Beristri, Kini Diperiksa Propam |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/medan/foto/bank/originals/Egianus-Kogoya-memastikan-menyandera-Pilot-Susi-Air-Phillip-Marthens.jpg)