Ramadan 1444 H
Masjid Jamik Ismailiyah, Sudah Berusia 143 Tahun, Peninggalan Kesultanan Deli di Sergai
Baharuddin Imam Masjid Jamik Ismailiyah mengatakan, masjid bersejarah itu masih mempertahankan bentuk aslinya.
Penulis: Anugrah Nasution | Editor: Ayu Prasandi
TRIBUN-MEDAN.com, SERGAI - Masjid Jamik Ismailiyah adalah salah satu rumah ibadah umat muslim tertua di Kabupaten Serdang Bedagai.
Terletak di Desa Pekan Tanjung Beringin, Kecamatan Tanjung Beringin, masjid ini dibangun oleh Kesultanan Deli di atas tanah lunak yang bersebelahan dengan sungai Belutu atau sungai Bedagai.
Hingga kini Masjid Jamik Ismailiyah masih berdiri kokoh. Bangunannya yang bercorak Arab dan Turki didirikan oleh Tengku Ismail, leluhur Tengku Ostman Raja dari Kerajaan Deli.
Tengku Ismail atau yang diberi gelar Pangeran Sulung Laut dari Kesultanan Deli memimpin wilayah kekuasaan seperti Tanjung Beringin, Sei Rampah, Teluk Mengkudu, Dolok Masihul dan Bandar Khalifah.
Masjid ini dulunya merupakan masjid kerajaan yang bersebelahan dengan istana yang sudah rubuh.
Baharuddin Imam Masjid Jamik Ismailiyah mengatakan, masjid bersejarah itu masih mempertahankan bentuk aslinya.
"Masih ini tidak banyak berubah dan masih mempertahankan bentuk aslinya. Karena masjid ini didirikan dengan batu khusus yang didatangkan dari Penang Malaysia. Sebab masjid ini dulunya berdiri di atas tanah berlumpur karena berdekatan dengan sungai Belutu," ujar Baharuddin kepada Tribun, Jumat (7/4/2023).
Masjid Jamik Ismailiyah pernah mengalami pemugaran pada tahun 1937 pada bagian atap serta kubah masjid yang diganti dengan ukuran yang lebih besar.
Pada tahun 1982 dibangun menara dan penggantian lantai di bagian dalam masjid menggunakan keramik.
Baharuddin mengatakan, luas lahan Masjid Jamik Ismailiya sekitar 900 meter persegi dengan bangunan masjid sepanjang 24 meter, Iebar 20 meter.
Pada bagian depan terlihat tembok menyerupai kursi panjang dengan sandaran. Selain itu di dalam masjid juga terdapat makan para raja dan keturunannya seperti Raja Sulung Laut, Tengku Bendahara dan Tengku Zainal Rasid.
"Untuk ukiran dan relife nama Allah dan Muhammad pada tiang penyangga teras masjid sebanyak 24 buah dan kondisinya masih sangat terjaga," ujar Baharuddin.
Selain itu, di dalam masjid terdapat mimbar dari kayu berukir kaligrafi Arab. Baharuddin mengatakan, mimbar itu adalah ciri khas dari sejumlah masjid yang dibangun oleh Kesultanan Deli.
"Kemudian ada delapan pintu dan enam jendela berdaun semua masih mempertahankan bentuk aslinya," ujar dia.
Keindahan Masjid Jamik Ismailiyah yang bercat putih dan kuning emas menjadi kebanggaan bagi masyarakat sekitar. Setiap bulan suci ramadhan banyak masyarakat yang melaksanakan ibadah di sana.
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/medan/foto/bank/originals/Masjid-Jamik-Ismailiyah-adalah-masjid-tertua-di-Kabupaten-Serdang-Bedagai.jpg)