Ramadan 1444 H

Sejarah Masjid Jamik Kebun Bunga Medan, Sudah Ada Sejak Tahun 1887, Tetap Mempertahankan Ciri Khas

Masjid Jamik Kebun Bunga yang terletak di Jalan Taruma, Petisah Tengah, Kecamatan Medan Petisah, Kota Medan

Editor: Ayu Prasandi
TRIBUN MEDAN/DIANA
Tampak depan Masjid Jamik Kebun Bunga Medan 

TRIBUN-MEDAN.com, MEDAN- Masjid Jamik Kebun Bunga yang terletak di Jalan Taruma, Petisah Tengah, Kecamatan Medan Petisah, Kota Medan, merupakan satu diantara Masjid tertua di Sumatera Utara. 

Masjid yang berdiri sejak tahun 1887 menjadi sejarah eksistensi peradaban India Muslim yang berada di Sumatera Utara. 

Diceritakan Ketua Yayasan India Muslim Sumatera Utara Sidik Salleh, Masjid yang berdiri hingga saat ini, dibangun oleh komunitas islam India di Sumatera Utara yang dulunya diberi nama South India Muslim atau India Muslim Selatan. 

Lahan tanah yang digunakan untuk membangun Masjid umat muslim India tersebut diberikan oleh Sultan Deli sebanyak 2 petak tanah. 

"Mesjid ini tanahnya diberikan oleh Sultan Deli sebagai wakaf yang diterima oleh Yayasan India Muslim 2 petak tanah satu di Masjid Jamik dan Masjid Ghaudiyah, Kalau tanah Masjid Jamik luasnya 5407 luas yang diberikan," Ujarnya kepada Tribun Medan, Kamis, (23/3/2023). 

Dikatakannya, pertama kali Masjid Jamik di bangun hanya luas bangunan berkisar 50 hingga 60 meter dengan berbentuk petak seperti kotak sabun, namun seiring berjalannya waktu luas Masjid ini terus ditambah dan kini dapat menampung 400 lebih jamaah. 

"Bangunan awalnya itu yang didepan yang petak kecil itu saja, luasnya tidak besar paling sekitar 50 hingga 60 meter, Lalu seiring waktu dan kebutuhan terus di tambah hingga sampai sekarang ini, untuk luas yang sekitar 400 meter ini bisa menampung jamaah sebanyak 400 orang lebih," Ucapnya

Sama seperti Masjid tua lainnya di Kota Medan, Masjid Jamik yang termasuk kedalam bangunan Cagar Budaya juga banyak diminta untuk direnovasi dengan bangunan yang megah

"Ada beberapa donatur yang ingin membangun tapi kita masih menahan karena ini sudah termasuk cagar budaya, jadi kita tidak sembarangan membangun, kita harus ada ijin oleh pihak terkait," Sebutnya

Dia mengungkapkan, kedepannya Masjid Jamik akan melakukan renovasi dengan dua lantai dan tanpa merusak bangunan pertamanya. 

Sementara itu, Ketika berkunjung ke Masjid yang memiliki bangunan yang kokoh akan terlihat bangunan luar Masjid yang seperti Masjid Demak dengan atap yang rendah serta kubah yang memiliki ciri khas dan tidak pernah direnovasi sejak pertama di dirikan. 

Namun, ketika memasuki ruangan bangunan tua tersebut pengunjung akan disuguhkan dengan nuansa India, serta bangunan pertama yang dibangun dengan ketebalan beton sebesar 80 centimeter. 

Di dalam bangunan Masjid Jamik hampir tidak terlihat kaligrafi yang bertulisan arab dengan lafaz Allah SWT dan Muhammad SAW, persis seperti Masjid yang berada di India, hal tersebut dikarenakan tulisan kaligrafi dapat mempersulit pembaca. 

"Masjid ini juga memiliki ciri khas India, jadi masjid India itu kaligrafi nya gak banyak, ketika saya tanya syeh atau maulana di India meraka bilang kaligrafi itu menyulitkan mereka membaca, sementara kita punya cara mudah untuk membaca," Imbuhnya

Selain itu, Masjid Jamik juga sering melaksanakan beberapa kegiatan islami pada bulan suci Ramadan, seperti buka bersama dengan menyediakan makanan khas India hingga sahur bersama. 

Sumber: Tribun Medan
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved