Ramadan 2023

Jelang Ramadan, Harga Beras Mulai Merangkak Naik di Sumut

Menjelang bulan Ramadan, harga sejumlah kebutuhan pokok seperti beras mulai merangkak naik.

TRIBUN MEDAN/HO
Harga sejumlah kebutuhan pokok seperti beras mulai merangkak naik 

TRIBUN-MEDAN.com, MEDAN - Menjelang bulan Ramadan, harga sejumlah kebutuhan pokok seperti beras mulai merangkak naik.

Terpantau, saat Bulog Sumut melakukan intervensi harga beras di tahun ini, harga beras murah di Kota Medan mengalami penurunan sesaat setelah melakukan operasi pasar.

Namun untuk beras medium dan premium harganya masih terpantau tidak berubah sekalipun ada operasi pasar Bulog tersebut bahkan saat ini beras medium tengah mengalami kenaikan.

Adapun beras medium ukuran 5 kilogram yang sempat di transaksi kan dikisaran Rp 57-58 ribu, saat ini dijual dalam rentang Rp 59-61 ribu per kg nya.

Pemicunya kenaikan beras medium adalah kenaikan biaya input produksi seperti pupuk, pestisida, hingga biaya buruh tani termasuk pengolahan lahan dan panen.

Selain pemicunya beberapa hal tersebut tersebut, Ketua Pemantau Pangan Sumut Gunawan menyampaikan yang menjadi persoalan selanjutnya adalah pihak swasta kerap menjadikan harga pembelian Bulog ini sebagai harga acuan.

Dimana saat Bulog berani membeli dengan harga Rp 9.950, pihak swasta akan berani membeli harga diatasnya dan bukan hanya berbicara mengenai beras, tetapi saat pembelian gabah juga begitu.

"Pihak swasta kerap melakukan pembelian diatas harga yang berani di tetapkan oleh Bulog. Ditambah lagi saat ini musim panen padi tidak serentak. Biasanya pulau Jawa dan Sulawesi itu berbarengan, namun saat ini tidak sekompak sebelumnya, " ucapnya saat diwawancarai, Senin (13/3/2023).

Oleh karena itu, Gunawan mengatakan maka pemerintah sedang menghadapi dilema dari kebijakannya sendiri. Kalau pembelian gabah dan beras tidak dinaikkan, petani bisa merugi dan bisa menurunkan minta petani untuk tanam padi.

Tetapi jika dinaikkan, ia mengatakan perang harga antara Bulog dan swasta ini kerap terjadi alhasil konsumen yang dirugikan disini.

Dan perang tersebut terjadi disaat biaya input produksi lagi mahal mahalnya. Bisa picu harga beras kian sulit untuk dikendalikan.

"Saya berharap pemerintah harus turun dengan ikut mengintervensi pasar salah satunya adalah dengan menambah kekuatan Bulog untuk menjadi pemain dominan perberasan, " ungkapnya.

Terkait dengan hal ini, Kepala Biro Perekonomian Setda Provinsi Sumatera Utara Naslindo Sirait mengatakan pentingnya mengurangi rantai pasok beberapa komoditas pangan yang saat ini masih relatif panjang serta diperlukan upaya untuk memperbesar fungsi Bulog sebagai stabilator pasokan dan harga.

"Fungsi Bulog sebagai stabilator pasokan dan harga ini sangat diperlukan, sehingga harga beras aman, " ujarnya.

Ia juga mengatakan keberadaan pupuk menjadi salah faktor kunci dalam meningkatkan produksi padi. "Sehingga dalam hal ini, pemerintah perlu berhati-hati dalam mempertimbangkan trade-off antara mengurangi subsidi pupuk dan efisiensi anggaran, " pungkasnya.

(cr9/Tribun-Medan.com)

Sumber: Tribun Medan
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved