Info Kesehatan
Diabetes dan Hipertensi Jadi Penyakit Tertinggi di Indonesia, Anak Muda Rentan Terkena
Gaya hidup dan pola makan yang tak teratur menjadi salah satu penyebab banyak anak muda yang rentan terkena penyakit diabetes dan hipertensi tersebut.
Penulis: Husna Fadilla Tarigan | Editor: Ayu Prasandi
TRIBUN-MEDAN.com, MEDAN- Diabetes dan hipertensi menjadi penyakit tertinggi yang banyak diderita masyarakat Indonesia.
Gaya hidup dan pola makan yang tak teratur menjadi salah satu penyebab banyak anak muda yang rentan terkena penyakit diabetes dan hipertensi tersebut.
Dokter Spesialis Penyakit Dalam di The Clinic Pediatric Care, dr. Ratna Tri Riskiana, M.Ked (PD), SpPD mengatakan, di Indonesia, saat ini hipertensi sekitar 13,4 persen dan diabetes 8,6 persen.
"Saat ini dari kedua penyakit tersebut yang paling banyak adalah diabetes melitus. Mengenai jumlahnya, jika ada 100 orang, maka 70 orang terkena diabetes," ujarnya, Rabu (8/3/2023).
Baca juga: Diabetes Tak Kunjung Sembuh, Suti Karno Putuskan Amputasi Kaki: Saya Minta Maaf Sama Allah
Selama ini, dr Ratna menuturkan, banyak masyarakat yang sudah terkena diabetes atau hipertensi baru melakukan pengecekan. Jarang sekali pengecekan kesehatan dilakukan saat kondisi masih benar-benar sehat.
“Banyak pasien yang tidak mengetahui dari mana gen itu berasal dan harus mencari tahu. Setelah tahu, disarankan untuk melakukan pemeriksaan kesehatan ke dokter dan setelah mendapat edukasi dari dokter jika memang ada penyakit tertentu pasien harus menerima penyakitnya,” tuturnya.
dr. Ratna, menyarankan, jika ada tanda-tanda terkena diabetes atau hipertensi yang dirasakan harus segera melakukan pemeriksaan kesehatan. Dan biasanya, si penderita harus melakukan pengobatan seumur hidup.
Masyarakat harus melakukan pengecekan 6 bulan sampai satu tahun sekali baik cek darah atau USG.
“Sebenarnya, di luar negeri sistem tersebut sudah ditanamankan sejak muda sehingga mereka lebih cepat mengetahui bibit-bibit penyakit yang ada di dalam dirinya sehingga bisa diperbaiki sejak dini.
Jangan sampai menunggu sakit parah baru diobati. Gaya hidup harus diperbaiki karena penyakit itu juga berasal dari gaya hidup yang tidak baik, jaga makanan dan lakukan banyak aktivitas atau berolahraga,” terangnya.
Baca juga: CARA Mengatasi Lemah Syahwat Bagi Penderita Diabetes Menurut dr Boyke
Clinical Application Specialist, Hendri mengatakan, saat ini ada alat pendeteksi penyakit seperti diabetes dan hipertensi yang lebih cepat dengan menggunakan alat Afinion.
“Jika pada umumnya, dokter yang telah selesai memberikan treatment kepada pasien, baik itu berupa diagnosis maupun perawatan, hasilnya akan dibawa oleh suster. Selanjutnya, hasil tersebut akan dibawa ke bagian lab, untuk dilakukan analisis manual kembali.
Namun dengan alat Afinion bisa memangkas hal tersebut,” jelasnya.
Hendri menuturkan, alat tersebut menjadi penganalisis multi pengujian yang ringkas, cepat yang dapat memberikan pengujian kepada pasien.
“Afinion juga bisa memberikan kemudahan lainnya. Salah satunya yaitu memusatkan semua hasil tes ke dalam sistem AegisPOC,” katanya.
(cr26/tribun-medan.com)
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/medan/foto/bank/originals/dr-Ratna-Tri-Riskiana-menjelaskan-terkait-penyakit-diabetes-dan-hipertensi.jpg)