Liga 2
Hasil Sarasehan Klub Liga 2 Dapat Rp 500 Juta, Mulyadi : Tak Sebanding dan Jauh dari Harapan
Biaya kontribusi yang diberikan oleh PSSI itu tidak sebanding dengan biaya yang dikeluarkan klubnya selama mengarungi kompetisi Liga 2 musim 2022/2023
TRIBUN-MEDAN.com,MEDAN-Dalam agenda Sarasehan Sepakbola Nasional di Surabaya, memutuskan setiap klub Liga 2 bakal menerima uang kontribusi dari PSSI sebesar Rp 500 juta.
Dana itu selama klub menunggu hingga kompetisi Liga 2 musim selanjutnya dilaksanakan.
Manajer PSMS Medan menyebut, biaya kontribusi yang diberikan oleh PSSI itu tidak sebanding dengan biaya yang dikeluarkan klubnya selama mengarungi kompetisi Liga 2 musim 2022/2023.
"Terkait kontribusi PSSI Rp 500 juta tentunya tidak sebanding dengan pengeluaran PSMS selama Liga 2 bergulir sampai berhenti dan tentunya sangat jauh dari harapan," katanya kepada Tribun Medan, Senin (6/3/2023).
Baca juga: Gubernur Edy Rahmayadi Minta Erick Thohir Bawa PSSI Berprestasi di Internasional
Menyahuti hal itu, Mulyadi menuturkan, melalui forum Sarasehan tersebut klub Liga 2 meminta untuk biaya kompensasi kepada operator kompetisi, yaitu PT Liga Indonesia Baru (LIB). Hanya saja, hal itu masih dipertimbangkan oleh PSSI.
"Klub Liga 2 meminta kepada PSSI subsidi Rp 2,5 Milliar. Setiap klub dan PSSI masih mempertimbangkan hal itu sebagai biaya ganti rugi dan kompensasi," ujar Mulyadi.
Angka yang ditawarkan tersebut memang tidak sesuai dengan kerugian yang dialami setiap klub Liga 2 yang sudah mengeluarkan biaya, pada musim 2022/2023 lalu.
Mulyadi menjelaskan, pihaknya mengalami kerugian sebesar Rp 10,3 Miliar akibat keputusan PSSI yang tidak melanjutkan kompetisi Liga 2 musim 2022/2023.
Dijelaskan Mulyadi, angka fantastis itu merupakan akumulasi biaya dari persiapan tim dan mengikuti kompetisi. Termasuk biaya latihan PSMS Medan saat melakoni training camp (TC) di luar kota.
"Benar, selama persiapan dan mengikuti kompetisi Liga 2 musim 2022/2023 PSSI, lebih kurang Rp 10,3 Miliar (kerugian yang dialami)," ucapnya.
Dijelaskan Mulyadi, laporan keuangan itu juga sudah disampaikan oleh manajemen saat proses pembubaran tim PSMS Medan, di Rumah Dinas Gubernur Sumut, Jumat (13/1/2023) lalu.
"Kemarin pada saat pembubaran tim yang dihadiri oleh seluruh pelatih dan pemain, baik langsung maupun melalui zoom yang juga dihadiri oleh perwakilan suporter secara transparan sudah dipaparkan oleh direktur terkait keuangan PSMS," ujarnya.
Tim berjuluk Ayam Kinantan itu, kata Mulyadi, berkumpul selama 10 bulan sejak melakukan persiapan hingga pembubaran. Belum lagi PSMS Medan selama satu bulan melakukan pemusatan latihan di Malang, Jawa Timur selama satu bulan.
Baca juga: BERITA PSSI: Musim Depan Tak Ada Lagi Liga 1 dan Liga 2, Kasta Kedua Berubah Nama Liga Nusantara
"Ada sekitar 10 bulan sejak persiapan, ada sebulan kita di Malang persiapan," ujarnya.
Menurut Mulyadi, kerugian itu juga sudah dihitung dari segi biaya kontrak pemain. Secara materi pemain, PSMS memang memilih pesepakbola yang profesional karena serius untuk menghadapi Liga 2 musim 2022.
"Pemain-pemain kita juga, pemain yang betul-betul profesional, jadi kita betul-betul mempersiapkan untuk Liga 2 ini," katanya.
Alhasil dengan pertimbangan itu semua, maka Mulyadi menuturkan kerugian Rp 10 miliar yang dia sebut dialami oleh PSMS Medan adalah suatu kewajaran. Sehingga wajarlah kerugian dialami sekitar segitu.
(cr12/tribun-medan.com)
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/medan/foto/bank/originals/Ketua-Umum-PSSI-Erick-Thohir-tengah-saat-pimpin-Sarasehan.jpg)