Toba Memilih
Cerita Ketua KPU Toba Lalui Medan Tak Beraspal Hingga Jalan Kaki ke Ladang Masyarakat Saat Bertugas
Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Toba, Henri M Pardosi bercerita soal pengalamannya mendatangi desa-desa terpencil saat melakukan monitoring.
Penulis: Maurits Pardosi |
TRIBUN-MEDAN.com, TOBA - Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Toba, Henri M Pardosi bercerita soal pengalamannya mendatangi desa-desa terpencil saat melakukan monitoring atau mengedukasi masyarakat.
Dalam perjalanan menuju desa terpencil, ia kerap mengendarai sepeda motor dan bahkan harus berjalan kaki untuk bisa menuju ke ladang masyarakat.
Baca juga: Proses E-Coklit Sudah Berjalan 86 Persen, KPU Toba Ungkap Kendala di Lapangan
Sebagian besar wilayah Kabupaten Toba merupakan daerah pegunungan dan memiliki kondisi jalan relatif memprihatinkan.
Meski harus menjalani medan yang sulit, menurutnya, perjalanan tersebut adalah sebuah kenikmatan bagi dirinya.
Pasalnya, Henri M Pardosi mengaku juga lahir di desa.
Sehingga ia terbiasa melalui hal tersebut, walau kini bertugas sebagai Ketua KPU Toba.
“Pertama yang perlu kita lihat bahwa letak geografis Toba ada banyak daerah yang prasarana dan infrastruktur termasuk jalan dalam keadaan kurang baik. Misalnya, Desa Meranti Tengah. Ada juga daerah yang fasilitas jalannya kurang baik, misalnya Desa Napajoring, Sipagabu, Liattondung. Ada juga jalan di kawasan tersebut yang sudah dibangun dan rusak kembali yakni 7 desa di kawasan Surungan yang berada di Kecamatan Habinsaran,” ungkap Henri, Senin (6/3/2023).
“Kemudian beberapa desa lain yang tak bisa saya sebutkan di daerah pegunungan. Di Toba, ada sejumlah kecamatan yang berada di daerah pegunungan antara lain; Silaen, Habinsaran, Nassau, Borbor, Pintu Pohan Meranti, dan ada sebagian di Kecamatan Ajibata,” sambungnya.
Henri pun mensyukuri, kedatangannya ke daerah-daerah terpencil tersebut disambut secara terbuka oleh masyarakat setempat.
Di samping, Kabupaten Toba juga memiliki keindahan alam.
“Tapi bukan sekadar membahas letak geografis saja, tapi juga soal kearifan lokal. Toba secara umum, ketika KPU berkunjung, masyarakat sekitar miliki respek yang bagus,” ujarnya.
“Mendekatkan diri ke masyarakat sama halnya mendekatkan tahapan dan jadwal KPU ke masyarakat. Itu yang kita pahami,” sambungnya.
Saat mengedukasi masyarakat soal tahapan Pemilu di desa-desa, Henri pun kerap menikmati hidangan kopi dan gorengan.
“Selain itu juga pendekatan personal ke masyarakat itu juga amat penting. Saya kira, penyelenggaraan pemilu akan lebih dekat manakala kita dekat dengan masyarakat. Setidaknya, ada dua kegiatan besar yang sudah kita lakukan ke masyarakat, misalnya verifikasi faktual keanggotaan partai dan dukungan terhadap perseorangan DPD. Kita langsung temui masyarakat yang bersangkutan,” terangnya.
“Selanjuntnya, e-coklit. Kita datangi masyarakat yang di Meranti Tengah misalnya, kita harus kendarai sepeda motor di atas jalan yang kurang bagus. Kita juga harus jumpai masyarakat yang tengah berada di ladang,” lanjutnya.
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/medan/foto/bank/originals/Ketua-KPU-Toba-Henri-M-Pardosi-Bercerita.jpg)