Breaking News

Materi Belajar

Tradisi Menyambut Hari Raya Idul Fitri di Indonesia, Materi Belajar Geografi Kelas 11

Tradisi Menyambut Hari Raya Idul Fitri di Indonesia akan dibahas pada materi belajar geografi Kelas 11 berikut ini.

|
Penulis: Rizky Aisyah |
HO / TRIBUN
Tradisi Menyambut Hari Raya Idul Fitri di Indonesia 

TRIBUN-MEDAN.com.MEDAN - Tradisi Menyambut Hari Raya Idul Fitri di Indonesia akan dibahas pada materi belajar geografi Kelas 11 berikut ini.

Tradisi menyambut Hari Raya Idul Fitri (Lebaran) di Indonesia

Selain menyambut bulan Ramadan, Indonesia memiliki banyak tradisi menyambut Idul Fitri atau Lebaran. Secara umum, perayaan ini lebih merupakan bentuk kegembiraan atas kemenangan yang diperoleh dengan susah payah setelah sebulan berpuasa. Selain itu, perayaan ini bertujuan untuk menunjukkan penghargaan kepada Allah SWT secara umum. Karena kita masih bisa berkumpul, bersilaturahmi, dan bertemu keluarga dan kerabat. Maksud saya, apa tradisinya? Periksa!

Festival Meriam Karbit

Festival ini diadakan tepatnya di Kalimantan Barat di kota Pontianak. Festival ini biasanya dirayakan seminggu sebelum datangnya Idul Fitri. Meriam karbit adalah meriam yang terbuat dari batang pohon atau bambu, dengan ruas-ruas yang dilubangi menjadi corong. Karena meriam ini tidak menggunakan peluru, ia mengeluarkan suara dan api.

Sirami bambu yang berlubang di tengahnya dan isi ujungnya dengan karbit. Karbit menyublim saat terkena air, menyebabkan ledakan dan percikan api saat tersulut oleh api. Namun, meriam yang digunakan di Pontianak berkali-kali lebih besar dari meriam karbit yang umum digunakan di tempat lain, karena dibuat dari batang pohon yang dilubangi, bukan dari bambu.

Sebenarnya awal mula festival ini tidak ada hubungannya dengan Idul Fitri, tapi erat hubungannya dengan penyebaran Islam di Pontianak. Sehingga ketika Sultan Abdurrahman, pendiri Kota Pontianak, mendirikan kota tersebut dan menyebarkan agama Islam, beliau sering diganggu oleh hantu Kuntilanak. Sultan Abdurrahman akhirnya membuat meriam karbit dan menembakkannya untuk menghalau Kuntilanak.

Dalam pengertian sekarang, festival tersebut berfungsi sebagai ajang silaturahmi, pariwisata, dan kompetisi antara sekelompok pengrajin meriam dengan warga Kota Pontianak.

Grebeg Syawal

Grebeg Syawal merupakan salah satu dari tiga acara grebeg yang diadakan sepanjang tahun oleh Kesultanan Ngayogyakarta Hadiningrat atau Kesultanan Yogyakarta. Grebeg Syawal diadakan pada saat Idul Fitri dan dilakukan setelah sholat Idul Fitri selesai.

Grebeg Syawal merupakan acara pemberian rezeki segunung bagi masyarakat Yogyakarta yang dilakukan oleh Sri Sultan Hamengku Buwono. Gunungan ini menyerupai gunung dengan menumpuk hasil bumi dalam bentuk segitiga.

Setelah menerima doa, semua yang menonton dapat melakukan sortie dan berpartisipasi di gunung. Mereka yang terlibat dalam pertempuran memperebutkan pegunungan berharap diberkati karena mereka telah menerima hal-hal yang mereka doakan.

Tumbilotohe

Tumbilotohe adalah tradisi yang sangat unik dan indah dari Kota Gorontalo di Sulawesi. Tumbilotohe adalah tradisi menerangi kota Gorontalo hingga pelosok untuk merayakan Idul Fitri. Masyarakat Gorontalo berlomba-lomba menerangi kawasan sekitarnya dengan berbagai lampu yang menarik.

Awalnya, tradisi ini dilakukan untuk memudahkan orang menemukan jalan menuju masjid karena pada zaman dahulu tidak ada lampu. Seiring berjalannya waktu, perayaan ini mengalami perubahan makna dan kini hanya digunakan sebagai bentuk perayaan.

(cr30/tribun-medan.com) 
 

Sumber: Tribun Medan
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved