Breaking News

Vonis Ferdy Sambo

Vonis Ferdy Sambo Hari Ini: Akademisi Menilai Ferdy Sambo Tidak Memiliki Sikap Kesatria

Sulistyowati menilai karena perbedaan pangkat yang jauh itulah yang membuat Richard sulit menolak perintah Sambo buat menembak Yosua.

Editor: AbdiTumanggor
HO
Ferdy Sambo dinilai tidak bersikap kesatria. 

TRIBUN-MEDAN.COM - Aliansi Akademisi Indonesia (AAI) menyatakan mantan kepala Kepala Divisi Profesi dan Pengamanan (Kadiv Propam) Polri Ferdy Sambo tidak memiliki sikap kesatria dengan mengorbankan ajudannya, Richard Eliezer (Bharada E), guna menghabisi Nofriansyah Yosua Hutabarat (Brigadir J).

Hal itu tercantum dalam surat sahabat pengadilan (amicus curiae) yang diserahkan Aliansi Akademisi Indonesia kepada Pengadilan Negeri Jakarta Selatan pada Senin (6/2/2023) lalu.

Baca juga: Vonis Ferdy Sambo-Putri Hari Ini: Ahli Ungkap 3 Faktor Bakal Jadi Pertimbangan Hakim

“Sang jenderal, atasannya nampak sungguh tidak memiliki sikap kesatria, karena melampiaskan angkara murka, membunuh bawahannya sendiri, tetapi dengan menggunakan tangan bawahan yang lain, dan yang akhirnya berisiko dihukum berat,” kata salah satu cendekiawan yang mengajukan amicus curiae, Prof. Dr. Sulistyowati Irianto, dalam pernyataan tertulis, seperti dikutip dari Kompas.com, Minggu (12/2/2023).

Menurut Guru Besar Fakultas Hukum Universitas Indonesia itu, salah satu alasan mereka mengajukan amicus curiae karena melihat ada relasi kuasa yang timpang antara Richard Eliezer dengan mantan atasannya, yakni Ferdy Sambo, yang saat itu masih berpangkat inspektur jenderal polisi bintang dua.

Bahkan, Ferdy Sambo dengan berpakaian dinas lengkap memerintahkan Bharada E untuk menembak.

Sulistyowati menilai karena perbedaan pangkat yang jauh itulah yang membuat Richard sulit menolak perintah Sambo buat menembak Yosua.

“Richard Eliezer sebagai seorang anggota Polri yang berpangkat Bharada, tentu harus mengikuti perintah atasannya, sang jenderal,” ujar Sulistyowati.

Surat amicus curiae itu didukung oleh 122 cendekiawan lintas keilmuan.

Melalui amicus curiae itu Sulistyowati dan para cendekiawan lainnya berharap majelis hakim dapat mempertimbangkan pendapat mereka, dan memastikan bahwa hukuman yang diberikan kepada Richard adalah yang paling adil.

"Sesuai Kitab Undang-Undang Hukum Pidana, Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2014 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2006 Tentang Perlindungan Saksi dan Korban, serta peraturan perundangan lain yang terkait,” ucap Sulistyowati.

“Kami yakin bahwa keadilan yang diputuskan Majelis Hakim dalam kasus ini, akan memberikan dampak positif bagi masyarakat Indonesia secara umum,” tutur Sulistyowati.

Baca juga: Vonis Ferdy Sambo-Putri Candrawathi Hari Ini: Ahli Ungkap 3 Faktor Bakal Jadi Pertimbangan Hakim

Baca juga: Vonis Ferdy Sambo dan Putri Candrawathi Hari Ini, Kapolres Turun Langsung Pengamanan di Pengadilan

(*/tribun-medan.com/kompas.com)

Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved