Bank Indonesia
Bank Indonesia Sumut dan TPID Panen 8.224 Ton Beras di Serdang Bedagai
Sehingga informasi unsur hara makro ini sangat dibutuhkan oleh petani agar dosis pupuk yang diberikan sesuai dengan kebutuhan tanaman.
Penulis: Angel aginta sembiring | Editor: Ayu Prasandi
TRIBUN-MEDAN.com, MEDAN - Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sumatra Utara dan Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Provinsi Sumatera Utara (Sumut) panen padi bersama di Desa Pematang Pelintahan, Serdang Bedagai, Sumut.
Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sumatra Utara, Doddy Zulverdi mengatakan sebanyak 8.224 ton beras dipanen melalui klaster padi Gapoktan Harapan sebagai upaya ketahanan pangan dan pengendalian inflasi.
Baca juga: Kasi Intel Kejari Toba Samosir Beberkan Perkara hingga Penahanan Kembali Dirman Rajagukguk
Ia mengatakan salah satu program klaster ketahanan pangan yang dilaksanakan ini yaitu budidaya padi dengan Good Agricultural Practices (GAP) seluas 5 hektare yang terdiri dari 4 hektare perlakuan non-organik dan 1 hektare perlakuan organik yang dilaksanakan pada bulan Oktober 2022 hingga Februari 2023.
Doddy mengatakan klaster ini telah menerapkan teknologi pertanian yaitu digital farming melalui smart agriculture dan precision farming yaitu alat yang dapat memberikan informasi kondisi atau konsentrasi unsur hara tanah secara realtime yang telah terhubung dengan smartphone petani.
Sehingga informasi unsur hara makro ini sangat dibutuhkan oleh petani agar dosis pupuk yang diberikan sesuai dengan kebutuhan tanaman.
"Selama pelaksanaan program demplot ini, kami turut melibatkan tenaga ahli dari Balai Penerapan Standarisasi Instrumen Pertanian (BPSIP) Sumut dan petani pakar sebagai pendamping program mulai dari persiapan lahan hingga panen, " ucap Doddy, Jumat (10/2/2023).
Ia mengatakan untuk mengetahui produktivitas demplot budidaya padi dengan GAP, Bank Indonesia mengundang dan mengharapkan dukungan Badan Pusat Statistik (BPS) untuk membuat estimasi atau pendugaan produktivitas padi dengan teknik ubinan dengan menggunakan benih unggul.
"Program ini juga merupakan bentuk dukungan terhadap Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) khususnya komoditas beras yang masih menjadi salah satu penyumbang utama inflasi di Sumut, " tuturnya.
Baca juga: Lowongan Kerja Bank Indonesia Sumut untuk Posisi Konsultan Sipil/Arsitek
Ia mengatakan Demplot budidaya dengan GAP merupakan salah satu upaya dari sisi hulu untuk meningkatkan produktivitas padi yang diharapkan dapat berkontribusi menjaga kestabilan harga beras dari sisi supply.
Dimana selain mengalami peningkatan produktivitas, klaster juga mengalami peningkatan kapasitas pemanfaatan teknologi digital melalui Smart Agriculture dan Precision Farming dan optimalisasi penggunaan pupuk organik.
Doddy mengatakan program pengembangan klaster padi Gapoktan Harapan akan dilakukan secara bertahap dan multiyear dari 2022 hingga 2027.
"Tahun ini merupakan tahun pengembangan program yang akan dimulai dengan implementasi integrated farming dimana tanaman diintegrasikan dengan ternak. Petani akan diajarkan mengolah sisa hasil tanaman untuk pakan ternak serta mengolah kotoran ternak sebagai bahan baku pupuk organik, " pungkasnya.
(cr9/Tribun-Medan.com)
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/medan/foto/bank/originals/Kantor-Perwakilan-Bank-Indonesia-Provinsi-Sumatra-Utara-dan-Tim-Pengendali-Inflasi-Daerah.jpg)