Viral Medsos

Liburan Tahun Baru Menyebar Cepat di Amerika Serikat, Adakah Varian Covid Baru XBB.1.5 di Indonesia?

Epidemiolog WHO mengatakan sub-varian baru XBB.1.5 adalah yang paling mudah menular dibandingkan sub-varian lainnya yang sudah dideteksi sejauh ini.

Editor: AbdiTumanggor
Tribun Medan
Wisatawan menggunakan masker saat berwisata di Danau Toba 

TRIBUN-MEDAN.COM - Liburan Tahun Baru Menyebar Cepat di Amerika Serikat, Adakah Varian Covid Baru XBB.1.5 di Indonesia?

Epidemiolog WHO mengatakan sub-varian baru XBB.1.5 adalah yang paling mudah menular dibandingkan sub-varian lainnya yang sudah dideteksi sejauh ini.

Bahkan sub-varian Covid baru XBB.1.5 menimbulkan kekhawatiran di Amerika Serikat karena menyebar dengan cepat. 

Melansir Kompas.com, sub-varian Covid baru XBB.1.5 adalah cabang dari varian Covid Omicron yang mendominasi secara global dan muncul setelah varian Alfa, Beta, Gamma, serta Delta.

Omicron telah "mengungguli" semua varian virus Corona sebelumnya, sejak muncul pada akhir 2021.

Bahkan setelah kemunculannya, sudah banyak sub-varian yang bahkan lebih menular daripada varian aslinya.

Pada Rabu (4/1/2023), Ilmuwan dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengonfirmasi XBB.1.5 memiliki "keunggulan dalam pertumbuhan", dibandingkan dengan semua sub-varian lain yang diketahui sejauh ini. 

Peningkatan di saat libur Tahun Baru 2023. Namun, mereka mengatakan tidak ada indikasi pertumbuhan yang lebih serius atau berbahaya dari varian Omicron sebelumnya.

WHO mengatakan akan terus mencermati studi laboratorium, data rumah sakit, dan tingkat infeksi untuk mengetahui lebih lanjut tentang dampaknya terhadap pasien.

Gejala Omicron XBB.1.5 dianggap mirip dengan galur Omicron sebelumnya, tetapi masih terlalu dini untuk memastikannya.

Kebanyakan orang mengalami gejala seperti pilek dan bersin-bersin.

Apakah Omicron XBB.1.5 lebih menular atau berbahaya dibandingkan varian sebelumnya?

Omicron XBB.1.5 merupakan revolusi dari XBB dan pertama kali diidentifikasi di India pada Agustus 2022, tetapi belum diklasifikasikan sebagai "Variant of Concern (VOC)" oleh otoritas kesehatan.

Mutasi XBB mampu mengalahkan pertahanan kekebalan tubuh, tetapi kualitas yang sama ini juga mengurangi kemampuannya untuk menginfeksi sel manusia.

Profesor Wendy Barclay dari Imperial College London mengatakan XBB.1.5 memiliki mutasi yang dikenal sebagai F486P.

Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved