Materi Belajar

Tujuan Pengendalian Persediaan & Manajemen Persediaan Bahan Baku

Tujuan dari manajemen persediaan bahan baku adalah bahasan yang akan dijabarkan pada ulasan di bawah ini.

Penulis: Rizky Aisyah |
HO / TRIBUN
Tujuan Pengendalian Persediaan & Manajemen Persediaan Bahan Baku 

TRIBUN-MEDAN.com.MEDAN - Tujuan dari manajemen persediaan bahan baku adalah bahasan yang akan dijabarkan pada ulasan di bawah ini. Adapun sub pembahasannya sebagai berikut:

  1. Tujuan Pengendalian Persediaan.
  2. Manajemen persediaan bahan baku.

Tujuan Pengendalian Persediaan

Menurut Assauri (2004: 177), tujuan rinci dari manajemen persediaan dapat diuraikan dalam upaya berikut.

1. Berhati-hatilah agar tidak menghentikan kegiatan produksi karena persediaan perusahaan habis.

2. Pastikan penumpukan inventaris perusahaan Anda tidak terlalu besar atau berlebihan.

3. Hindari menyimpan pembelian kecil karena akan membebani terlalu banyak pesanan Anda.

Dari keterangan di atas dapat dikatakan bahwa tujuan dari manajemen persediaan adalah agar tersedia bahan atau barang dengan kualitas dan kuantitas yang tepat pada waktu yang dibutuhkan dan dengan biaya yang serendah-rendahnya untuk keuntungan atau keuntungan perusahaan.

Pengendalian persediaan bahan baku

Kelancaran proses produksi sangat ditentukan oleh ketersediaan bahan baku dalam jumlah dan ukuran yang sesuai dengan kebutuhan perusahaan. Karena bahan baku merupakan unsur utama yang melaksanakan proses produksi dalam suatu perusahaan.

Menurut Hanggana (2006:11), konsep bahan mentah adalah digunakan untuk membuat produk jadi, dan bahan tersebut harus menyatu dengan produk jadi. Dalam suatu perusahaan, bahan baku dan bahan pembantu memiliki arti yang sangat penting karena merupakan modal dari proses produksi hingga hasil produksi.

Pengelompokan bahan baku dan penolong bertujuan untuk mengontrol bahan dan membebankan biayanya pada biaya produksi. Pengelolaan material mengutamakan material yang bernilai relatif tinggi, yaitu raw material.

Baroto (2002:52) berpendapat bahwa bahan mentah berarti jenis barang sebagai berikut:

a. Tembakau

b. Kertas

c. Plastik atau bahan lain yang diperoleh dari sumber daya alam, dibeli dari pemasok, atau diolah langsung oleh perusahaan untuk digunakan dalam proses produksinya sendiri.

Tujuan utama manajemen persediaan bahan baku adalah mengirimkan pesanan ke pemasok terbaik pada waktu yang tepat untuk memastikan jumlah yang tepat dengan harga dan kualitas yang tepat. Pasokan bahan baku biasanya digunakan untuk mendukung pelaksanaan proses produksi terkait.

Oleh karena itu, stok bahan baku disesuaikan dengan kebutuhan bahan baku untuk pelaksanaan proses produksi. Oleh karena itu, menentukan berapa banyak bahan baku yang dibeli perusahaan selama periode waktu tertentu tergantung pada berapa banyak bahan baku yang dibutuhkan perusahaan untuk proses produksinya.

Menurut Rangkuti (2004:19), ada lima teknik yang biasa digunakan perusahaan untuk menghitung manajemen persediaan, yang dapat diuraikan sebagai berikut:

1. Metode analisis ABC

Metode ini sangat berguna untuk memfokuskan perhatian manajemen dalam menentukan jenis barang yang paling penting dalam sistem persediaan multi sistem.

2. Metode Pengendalian/Pengawasan Inventory (EOQ)

Manajemen persediaan adalah fungsi manajemen yang dapat diatasi dengan menerapkan metode kuantitatif. Konsep ini dapat diterapkan baik pada industri kecil maupun besar.

3. Pengendalian Persediaan dalam Kondisi Tidak Tentu dan Ada Pemesanan Kembali

Model ini dapat sesuai ketika permintaan diketahui berasal dari banyak sumber independen. Secara khusus, hal ini sering terjadi pada stok dalam bentuk produk jadi, tetapi jarang dengan bahan mentah atau produk setengah jadi yang memerlukan pemrosesan lebih lanjut.

4. Pengendalian Persediaan dalam Kondisi Tidak Tentu dan Tidak Ada Pemesanan Kembali

Bagian ini menjelaskan cara memecahkan masalah inventaris yang kondisinya tidak memungkinkan pemesanan ulang. Produk-produk ini tidak dapat disimpan secara ekonomis untuk jangka waktu yang relatif lama.

5. Sistem Just In Time

Sistem Just In Time mengacu pada kartu yang memungkinkan satu departemen dari suatu organisasi untuk menghasilkan jumlah minimal item nyata dalam menanggapi kebutuhan departemen lain. Idenya adalah menggunakan pesanan (atau produksi) yang relatif sangat kecil dengan titik pemesanan yang relatif rendah sehingga pemenuhan persediaan dapat terjadi tepat pada waktunya.

(cr30/tribun-medan.com)

Sumber: Tribun Medan
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved