Viral Medsos

Pemimpin Korea Utara Eksekusi Mati Tiga Siswa SMA Gara-gara Nonton dan Edarkan K-Drama

Allkpop melaporkan, mereka dieksekusi setelah ketahuan menonton dan menyebarkan drama Korea Selatan atau K-drama, pada awal Oktober 2022.

Editor: AbdiTumanggor
voanews.com
Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un eksekusi mati siswa SMA karena nonton dan edarkan K-Drama. 

Hukuman mati sendiri telah dijatuhkan kepada sejumlah orang yang diduga menonton dan menjual drama atau lagu-lagu Korea Selatan.

Selain eksekusi mati, hukuman bagi yang melanggarnya adalah dipenjara atau dijebloskan ke kamp kerja paksa.

Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un
Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un (STR / KCNA MELALUI KNS / AFP)

Kim Jong Un Paksa Rakyatnya Ganti Nama dengan Arti Partriotik

Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un ingin rakyat Korea Utara agar warganya mengganti nama mereka menjadi nama yang lebih patriotik.

Ia menegaskan ingin rakyatnya mengganti nama menjadi seperti Chong Il (berarti pistol) atau Pok Il (bom).

Ia juga menyebut, nama seperti Chung Sim (kesetiaan) dan Ui Song (satelit) sebagai nama yang patriotik.

Sementara di negeri tetangga Korea Selatan, nama dengan arti yang romantis seperti A Ri (yang tercinta), So Ra (cangkang keong), dan Su Mi (sangat cantik), amat populer. Namun, Kim Jong-un ingin tren seperti itu diakhiri di Korea Utara yang tertutup.

Dikutip dari Daily Star, Kim Jong-un menegaskan, nama ala Korea Selatan itu menjadi tanda bahwa Seoul hanya menjiplak budaya Yankee Barat yang merosot.

Warga yang tak mengganti namanya menjadi sesuatu yang lebih revolusioner pada akhir tahun ini bisa menerima denda atau lebih buruk lagi.

“Para warga mengeluhkan pihak pemerintah memaksa warga mengganti nama mereka berdasarkan standar yang ditetapkan negara,” ujar seorang warga Korea Utara yang identitasnya tak diungkapkan, dikutip dari Radio Free Asia.

Ia mengatakan, pemberitahuan terus dilakukan pada rapat warga unit pengawas lingkungan dengan mengganti nama tanpa konsonan akhir.

“Orang-orang dengan nama yang tak memiliki konsonan terakhir memiliki waktu hingga akhir tahun untuk menambahkan makna politik pada nama mereka untuk memenuhi standar revolusioner,” katanya.

Ia pun mengatakan, rakyat Korea Utara tak senang dengan perintah itu.

Beberapa bahkan berani bertanya apakah mereka bisa memberikan nama anak mereka untuk merefleksikan era kelaparan dan penindasan saat ini.

Bahkan, ada yang menegaskan, mendikte nama apa yang pantas diberikan orang tua pada anaknya adalah tanda tirani yang keterlaluan.

“Bagaimana mungkin seseorang tak diizinkan memberikan nama sendiri?!” ujar salah seorang warga.

“Apakah kami hewan ternak atau bagian dari mesin?!” lanjutnya.

(*/tribun-medan.com/kompas tv)

Halaman 2/2
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved