Gempa Cianjur

Demi Luapkan Hasrat Seksual, Pengungsi Dirikan 'Tenda Sakinah', Pakai Daftar Jadwal Pasutri

Lebih sepekan pengungsi Gempa Cianjur tinggal di tenda. Sejumlah orang berinisiatif mendirikan tenda sakinah untuk aktivitas Pasutri

HO
Lebih sepekan pengungsi Gempa Cianjur tinggal di tenda. Sejumlah orang berinisiatif mendirikan tenda sakinah untuk aktivitas Pasutri 

Ujang mengatakan, mereka bukannya tak bersyukur dengan beragam bantuan tersebut, namun stok yang berlebihan dan tidak terpakai sangat mubazir. Di sisi lain, untuk mencukupi berbagai kebutuhan yang tak ada dalam bantuan itu, warga Panahegan pun akhirnya mencari sumbangan di pinggir jalan.

"Uangnya nanti kami belikan gas, dan kalau bisa akan kami gunakan untuk membelokkan pipa air karena sudah kering di sini," ujarnya.

Korban gempa Cianjur meminta bantuan ala kadarnya
Korban gempa Cianjur meminta bantuan ala kadarnya di Kampung Panahegan, RT 02/RW 02, Desa Gasol, Kecamatan Cugenang, Kabupaten Cianjur, Selasa (29/11/2022).

Tenda Sakinah untuk Aktivitas Suami Istri

Dikutip dari antaranews, warga di Desa Pasir Goong, Kecamatan Cilaku, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, berinisiatif mendirikan tempat khusus untuk aktivitas pasangan suami istri yang diberi nama "tenda sakinah".

Penggagas Feri R Firdaus di Cianjur, Rabu, mengatakan "tenda sakinah" didirikan untuk memenuhi kebutuhan biologis suami istri yang terganggu akibat gempa bumi.

Menurut dia, "tenda sakinah" didirikan setelah ada salah seorang warga Desa Pasir Goong yang pulang kampung seusai merantau kerja selama dua bulan bertepatan dengan terjadinya gempa bumi di Kabupaten Cianjur.

Rumah warga tersebut rusak akibat gempa sehingga harus mengungsi di tenda yang didirikan di lapangan desa.

"Nah warga ini, kan dia hampir dua bulan kerja di luar, ninggalin istri, niatnya melepas rasa rindu sama istri setelah dua bulan merantau kerja. Tapi apa daya, terjadi gempa," kata dia.

Mendapatkan keluh kesah warga tersebut, akhirnya Feri berinisiatif mendirikan sebuah tenda milik anggota Pramuka yang muat untuk tiga hingga empat orang.

Feri mengaku pada awal didirikan, keberadaan "tenda sakinah" ini sempat menjadi pertentangan sejumlah warga karena dianggap hal yang tabu.

Namun, seiring berjalannya waktu masa tanggap darurat dan warga belum bisa menempati kembali rumahnya, akhirnya "tenda sakinah" ini diterima oleh semua warga.

"Warga pun akhirnya memahami karena ini kan salah satu kebutuhan biologis untuk pasangan suami istri," kata dia.

Feri menceritakan ada kisah lucu tentang "tenda sakinah" yakni saat dirinya memasang jadwal pasangan suami istri untuk menggunakan tenda tersebut.

"Jadi saat saya akan pasang kertas berisi jadwal pemakaian. Itu mereka pada protes, aduh, malu, jangan dipajang nama-namanya," ujar dia.

Dia memastikan tenda tersebut tidak disalahgunakan oleh pasangan bukan suami istri.

Sumber: Tribun Jabar
Halaman 2/3
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved