Materi Belajar
Materi Belajar: Pengertian Pantun, Karakteristik dan Contoh Pantun
Pantun adalah suatu karya sastra yang disusun dalam bentuk bait (kuplet).
Penulis: Rizky Aisyah |
TRIBUN-MEDAN.com.MEDAN - Langkah-langkah membuat teks pantun merupakan pembahasan utama topik Bahasa Indonesia, yang akan dijelaskan secara lengkap dan lengkap pada materi pembelajaran selanjutnya.
Materi singkat tentang membuat dan menulis teks pantun dalam pembelajaran bahasa indonesia diuraikan sebagai berikut memahami ciri-ciri pantun, menentukan tema pantun, menulis isi pantun dan menulis sampiran, dan pembahasan lainnya.
1. Pengertian pantun
2. Memahami karakteristik pantun.
3. Menentukan tema pantun.
4. Menulis isi pantun.
5. Menulis sampiran.
6. Contoh pantun.
Pengertian pantun
Pantun adalah suatu karya sastra yang disusun dalam bentuk bait (kuplet). Kata pantun memiliki makna seperti :
a. Bagai
b. Seperti
c. Ibarat
d. Umpama
e. Laksana
Pantun dapat digolongkan sebagai puisi lama seperti halnya :
a. Karmina
b. Seloka
c. Talibun
d. Syair
e. Gurindam
Pantun dapat dibedakan berdasarkan isinya, yakni antara lain seperti :
a. Pantun nasehat
b. Pantun agama
c. Pantun jenaka
d. Pantun cinta
e. Pantun teka-teki dan sebagainya.
Langkah-langkah menulis pantun
Penulisan teks pantun dapat dilakukan dengan mengikuti langkah-langkah yang dapat digambarkan sebagai berikut:
1. Memahami karakteristik pantun
Sebelum mulai menulis, pahami dulu ciri-ciri rima: struktur dan aturannya. Hal ini dilakukan karena pantun merupakan karangan yang terikat dengan sejumlah kaidah. Perhatikan struktur dan kaidah teks pantun pada pembahasan sebelumnya.
2. Menentukan tema
Memilih tema berarti menentukan jenis pantun yang akan dibuat. Pilih jenis sajak yang menurut Anda menarik, misalnya: Sajak Jenaka, Sajak Nasehat, Sajak Cinta, Sajak Religius, Sajak Teka-Teki, Sajak Pendidikan, dll.
3. Menulis isi
Secara berurutan, pantun tersusun atas sampiran dan isinya. Namun untuk mempermudah, terlebih dahulu perlu membuat dua kalimat yaitu baris 3 dan 4 yang berisi isi dari pantun.
contoh:
....
....
Kita harus rajin belajar
Agar tidak menyesal nanti
4. Menulis sampiran
Langkah selanjutnya melengkapi isi pantun dengan dua kalimat yaitu baris 1 dan baris 2 dengan memperhatikan persamaannya. Misalnya, dua kalimat ditambahkan. Jalan-jalan ke Batujajar. Jangan lupa bawa kotaknya.
Jalan-jalan ke batujajar,
Jangan lupa membawa peti.
Kita harus rajin belajar,
Agar tidak menyesal nanti.
Contoh pantun
Berikut ini adalah contoh-contoh pantun berdasarkan isinya yakni dapat dijelaskan sebagai berikut :
Contoh pantun nasehat
Jalan-jalan ke batujajar,
Jangan lupa membawa peti.
Kita harus rajin belajar,
Agar tidak menyesal nanti.
Anak elang jatuh ke rawa,
Ditolong oleh menjangan rusa.
Kasih dan sayang orang tua,
Selalu ada sepanjang masa.
Bangau terbang iring-iringan,
Terbang jauh satu kepakan.
Al-Quran adalah pegangan,
Jangan pernah dilupakan.
Contoh pantun agama
Kalau tuan jalan ke hulu,
Carikan saya kepingan tembaga.
Kalau tuan pergi dahulu,
Nantikan saya di pintu surga.
Amalan dibaca selamat tujuan,
Tiada gentar akan cobaan.
Jangan tertipu bujukan syaitan,
Manis tuturnya seperti insan.
Contoh pantun jenaka
Badannya hitam rambutnya botak,
Membawa teman mencari rumput.
Anak gembala selalu bertindak,
Dikejar macan tersangkut sangkut.
Sekolah mencari bebek,
Topi kotak di dalam butik.
Biarlah berwajah jelek,
Tapi akhlak berwajah cantik.
Contoh pantun cinta
Kata cinta tiada kuduga,
Jatuh karena hatiku suka.
Mungkin dikau merasakan sama,
Diam dalam seribu bahasa.
Ada burung cendrawasih,
makan duku sampe modar.
percayalah kasih,
kasih sayangku takkan pernah pudar.
Contoh pantun teka-teki
Berlayar kapal dari Berandan,
Menuju arah Selat Malaka.
Lebar kepala daripada badan,
Apakah itu cobalah terka ?
(Jawabannya adalah Ikan Pari)
Mencari batu di tengah pasar,
Setelah pasar bubar semua.
Kalau situ mengaku pintar,
Hewan apa ekor di kepala ?
(Jawabannya adalah Gajah)
Contoh pantun lainnya
Aduh-aduh si bunga mawar,
Daunnya lebar seperti waru.
Aku sering mendengar kabar,
Abang punya mobil baru.
Berakit-rakit kita kehulu,
Berenang-renang ke tepian.
Bersakit-sakit dahulu,
Bersenang-senang kemudian.
Kalau ada sumur diladang,
Bolehlah menumpang mandi.
Kalau ada waktu yg panjang,
Boleh lah berjumpa lagi.
(cr30/tribun-medan.com)
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/medan/foto/bank/originals/Pengertian-Pantun.jpg)