Gempa Cianjur
Mengharukan, Seorang Ibu Menunggu Keluarga yang Tertimpa Reruntuhan: Bajunya Ketemu, Orangnya Belum
Korban Gempa Cianjur menceritakan hal menyedihkan selama proses pencarian sanak keluarga.
Anaknya mengatakan bahwa dia sudah tak lagi di Cianjur, tetapi di Masjid Kecamatan Cugenang.
"Mama, si aa' (suami-red) kapendak (dipanggil-red)," kata Cucu, menirukan omongan anaknya.
Cucu bingung, tak paham maksud perkataan anaknya itu. Membawa rasa was-was, ia langsung tancap gas menuju Cugenang.
Masih dengan mimik wajah sedih dan sesenggukan, Cucu melanjutkan, "ternyata benar, tiga orang masih di bawah reruntuhan, kami tidak bisa apa-apa, kami hanya bisa berdoa."
Diwarnai Gempa Susulan
Pada hari pertama bencana gempa, tak ada alat evakuasi sama sekali di Cugenang. Beberapa ruas jalan di Cianjur terhalang longsor, Cucu berpikir alat berat diprioritaskan untuk evakuasi masalah itu.
Korban masih berada di bawah reruntuhan, dan Cucu berkata, "dari Selasa itu penuh perjuangan, kami merasa resah."
"Ada begu (alat berat-red) yang lewat, langsung kami suruh turun," lanjut dia.
Selepas itulah, evakuasi korban di Cugenang baru dilakukan. Ya, hari kedua usai gempa.
Titik lokasi tertimbunnya korban sudah diketahui, dari barang-barang dan pakaian terakhir yang dikenakan korban.
Di tengah pencarian yang terus berlanjut hingga hari ketiga, evakuasi sempat dihentikan sejenak karena adanya gempa susulan.
"Atinya lemas,.. lemas.." kata Cucu, menghela napas, lalu melanjutkan, "Ada yang bilang udah kecium baunya, bajunya udah ketemu, kayaknya anak mantu saya itu mau main bola, alhamdulillah udah ketemu bajunya."
"Ada jaket yang terakhir dipakai, itu sudah ketemu,"
"Tapi orangnya belum," pungkas Cucu, lalu menangis.
Hening, dialog Kompas Petang bersama Cucu berakhir.
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/medan/foto/bank/originals/BRI-Peduli-berikan-bantuan-kepada-korban-gempa-bumi-di-Cianjur.jpg)