Kasus Pembunuhan Brigadir J
Pakar Sebut Brigadir J Korban Kekerasan Seksual, sang Ajudan Tewas di Rumah Dinas Ferdy Sambo
Kian Kuat Brigadir J Korban Kekerasan Seksual, Kata Pakar Psikologi Forensik Merespons Keterangan Saksi dalam Sidang Ferdy Sambo.
TRIBUN-MEDAN.COM - Kasus pembunuhan rencana Brigadir J kini belum terungkap.
Proses hukum terkait kematian Brigadir J yang menyeret nama Ferdy Sambo dan Putri Candrawathi masih berjalan.
Publik masih harus menanti karena proses sidang terhadap para terdakwa kasus kematian tragis Brigadir J masih berjalan.
Namun, dari kasus itu, selain meninggal dibunuh, Brigadir Pol Nofriansyah Yosua Hutabarat (Brigadir J atau Yosua) disebut terindikasi kuat sebagai korban dari kekerasan seksual.
Hal ini dikatakan oleh Pakar Psikologi Forensik Reza Indragiri Amriel.
Hal tersebut mengacu pada informasi saksi bahwa Brigadir J pemarah atau temperamental, suka dugem, kerap minta dicarikan perempuan hingga diduga mengidap kepribadian ganda.
Demikian Pakar Psikologi Forensi Reza Indragiri Amriel dalam keterangannya kepada KOMPASTV, Senin (14/11/2022).
“Mari gandengkan status Yosua sebagai pengidap kepribadian ganda dengan keterangan para saksi, bahwa Yosua pemarah atau temperamental, suka dugem, dan kerap minta dicarikan perempuan.
Dari sifat yang terakhir itu, bisa dibayangkan Yosua seolah seorang pecandu seks,” kata Reza.
“Dengan sifat dan tindak-tanduk sedemikian rupa, justru kian kuat indikasi bahwa Yosua ini adalah korban kekerasan seksual.”
Baca juga: Ranking FIFA Peserta Piala Dunia 2022, Ini Urutan Peringkat 32 Timnas Negara yang Berlaga di Qatar
Reza menuturkan, sejak awal dirinya selalu menegaskan bahwa Brigadir J atau Yosua tidak memenuhi syarat sebagai pelaku kekerasan seksual.
Jika, narasi tentang kekerasan seksual di balik pembunuhan Brigadir J atau Yosua harus dianggap ada.
“Saya pribadi sudah katakan sejak awal kasus ini, bahwa jika narasi tentang kekerasan seksual itu harus dianggap ada, maka mengacu Teori Relasi Kuasa justru Yosua tidak memenuhi syarat sebagai pelaku,” kata Reza.
Reza menjelaskan, secara umum korban kekerasan seksual, terlebih berjenis kelamin lelaki, mengalami kesulitan luar biasa untuk mencari pertolongan.
“Siapa yang percaya bahwa lelaki bisa menjadi korban kekerasan seksual!
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/medan/foto/bank/originals/Putri-Candrawathi-dalam-motif-pembunuhan-Brigadir-J.jpg)