Breaking News

Berita Sumut

823 Hektare Sawah di Sumut Terendam Banjir, 140 Hektare Diantaranya Gagal Panen Tanaman Padi

Curah hujan yang terus mengguyur di sejumlah kabupaten/kota di Sumatera Utara berdampak banjir di lahan tanaman padi masyarakat. 

TRIBUN MEDAN/HO
ILUSTRASI. Areal persawahan milik warga tampak rusak akibat banjir yang terjadi di Kota Medan, Senin (1/3/2022). 

TRIBUN-MEDAN.com, MEDAN - Curah hujan yang terus mengguyur di sejumlah kabupaten/kota di Sumatera Utara berdampak banjir di lahan tanaman padi masyarakat. 

Berdasarkan data yang dihimpun Tribun Medan.com, total sawah yang terendam banjir hingga Rabu (16/10/222) mencapai 823 Hektare dengan tanaman yang mengalami puso atau gagal panen mencapai 140 hektare. 

Baca juga: Jelang Natal dan Tahun Baru, Stok dan Harga Bahan Pangan di Sumut Stabil

"Dari 3317.5 Hektare lahan tanaman padi di Sumut, terdapat 823 hektare yang terendam banjir dan 140 hektare terancam gagal panen," ujar Kepala UPT (Unit Pelayanan Tehnis) Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Sumatera Utara Marino, Rabu (16/11/2022) 

Adapun data banjir yang merendam lahan pertanian masyarakat di Sumut diantaranya Batu Bara 39 hektare, Deliserdang 83 hektare, Serdangbedagai 5 hektare, Langkat 25 hektare. 

Kemudian, Tapanuli Selatan 405 hektare, Mandailingnatal 30 hektare, Tapanuli Tengah 54.5 hektare, Nias Barat 170 hektare dan Nias Utara 11.5 hektare

Dengan total kecamatan yang terendam banjir sebanyak 51 kecamatan. 

"Lokasi ini hampir setiap tahun terkena banjir dan kami sudah melakukan langkah-langkah untuk mengatasinya," ucapnya.

Sementara itu, rata-rata tanaman padi yang mengalami puso atau gagal panen berusia 1 hingga 20 hari.

Namun hingga kini UPT Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Sumatera Utara belum dapat memprediksi berapa kerugian yang dialami oleh para petani akibat dampak perubahan iklim.

Selain tanaman padi, Komoditas lain seperti jagung juga mengalami kerusakan tanaman akibat dampak perubahan iklim banjir.

Sebanyak 8.5 Hektare tanaman jagung yang berada di beberapa kecamatan Nias Utara juga turut terendam banjir diantaranya kecamatan Famowua, Onanamolo, dan Danau Megoto. 

Sementara itu, UPT Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Sumut telah melakukan berbagai upaya untuk membantu para petani yang tekena dampak banjir seperti mengajak para petani mendirikan posko-posko untuk pendataan banjir.

Baca juga: Diserang Hama Tikus, Petani Padi di Sumbul Terancam Gagal Panen

Kemudian, mengajak para petani membersihkan parit-parit agar air cepat mengalir, melakukan pompanisasi untuk mengurangi air dalam sawah, dan menginstruksikan kepada petani agar meminta bantuan benih bagi yang puso melalui Dinas Pertanian Kabupaten, Provinsi maupun Pusat.

"Waspada terus sebab berdasarkan perkiraan dari BMKG bahwa bulan Oktober sampai dengan Desember 2022 curah hujan masih tinggi dan Kepada para petugas lapangan terutama POPT agar melakukan monitoring atau pemantauan terus di wilayah kerjanya dalam hal pemantauan banjir," pungkasnya.

(cr10/tribun-medan.com)


 
 

Sumber: Tribun Medan
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved