Setoran Rp 6 Miliar
Komjen Agus Disebut Terima Setoran dari Tambang Ilegal, Mahfud MD Turun Tangan: Saling Buka Kartu
Mahfud MD angkat bicara soal isu setoran Rp 6 miliar untuk Kabareskrim Komjen Agus terkait tambang ilegal di Kaltim
Dalam video yang beredar, Ismail mengaku sebagai pengepul batubara ilegal di Kabupaten Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur, saat menjabat Satuan Intelijen dan Keamanan (Sat Intelkam), Kepolisian Resor Samarinda.
Ismail mengaku pernah menyetor uang Rp 6 miliar dalam tiga termin pemberian, yaitu pada September, Oktober, dan November 2021 kepada Komjen Agus dan salah satu pejabat di Polres Bontang.
Dalam video berdurasi 2 menit 33 detik itu, Ismail mengenakan baju berwarna hitam. Pria itu seperti sedang membaca tulisan di lembaran kertas yang tak terlihat jelas dalam video.
Ia memperkenalkan diri sebagai Ismail Bolong dan mengaku berpangkat ajun inspektur polisi satu (Aiptu), bintara tingkat dua di kepolisian dengan nomor registrasi pokok (NRP) 76040298.
Kapolri Didesak Nonaktifkan Komjen Agus
Indonesian Police Watch (IPW) mendesak Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo segera menonaktifkan Kabareskrim, Komjen Agus Andrianto, terkait isu setoran Rp 6 miliar.
IPW mengatakan, tindakan penonaktifan guna memperlancar proses penyelidikan.
Selain itu, IPW juga mendesak agar Kapolri membentuk tim khusus guna mengusut siapa saja oknum petinggi Polri yang diduga membekingi tambang ilegal.
Menurut Ketua IPW, Sugeng Teguh Santoso kasus dugaan setoran Rp 6 miliar ini harus diusut.
Terlebih, sudah sempat beredar pengakuan Ismail Bolong, mantan polisi yang mengaku beri setoran Rp 6 miliar pada Kabareskrim, Komjen Agus Andrianto.
"Indonesia Police Watch (IPW) menilai tayangan Ismail Bolong yang meminta maaf dan tidak pernah bertemu Kabareskrim Komjen Agus Andrianto diduga keras muncul akibat adanya tekanan pihak tertentu. Isu setoran dana perlindungan tambang ilegal dapat makin menjatuhkan citra Polri di masyarakat," katanya, Senin (7/11/2022).
Menurut Sugeng, dengan adanya pembelaan diri dari Ismail Balong setelah munculnya video viral tersebut, ini menunjukkan sinyalemen adanya tindakan saling sandera antara para jenderal di Mabes Polri.
Ia menilai, pengakuan Ismail Bolong itu diduga sengaja disimpan kelompok Irjen Ferdy Sambo sebagai alat sandera.
Hal ini menjadi nyata saat kelompok Ferdy Sambo masuk jurang dengan adanya kasus "Duren Tiga".
"Sehingga pengakuan terakhir Ismail Bolong sebagai serangan lanjutan dengan menyatakan dirinya saat itu ditekan oleh karopaminal Brigjen Hendra Kurniawan untuk mengakui soal uang setoran buat Kabareskrim Polri. Pembuatan videonya diakui dilakukan pada bulan Februari 2022," ujar Sugeng.
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/medan/foto/bank/originals/Mahfud-MD-angkat-bicara-soal-isu-setoran-Rp-6-miliar-untuk-Kabareskrim.jpg)