Breaking News

Ikhsan Skuter

Sosok Ikhsan Skuter Penyanyi Asal Jawa Timur, Sampaikan Keresahan Lewat Musik

Ikhsan Skuter penyanyi asal Jawa Timur, berhasil guncang Kota Medan dengan membawakan lagu-lagu hits miliknya, Minggu (23/10/2022).

Sosok Ikhsan Skuter Penyanyi Asal Jawa Timur, Sampaikan Keresahan Lewat Musik

TRIBUN-MEDAN.com, MEDAN - Ikhsan Skuter penyanyi asal Jawa Timur, enggan menyebutkan dirinya sebagai musisi salah satu genre musik.

Terkenal dengan lagu-lagunya yang selalu menceritakan tentang kehidupan, Ikhsan mengatakan tugas seniman musik adalah membuat karya musik, tak harus terikat akan genre.

"Buat saya genre itu hanya untuk kebutuhan industri, namun untuk proses berkesenian genre itu mengekang musisi untuk mengekspresikan. Karena terkadang musisi butuh aransemen yang berbeda, namun terbatas pada genre tersebut, jadinya kurang eksplore. Itu sebabnya dari awal saya nggak mau terjebak akan genre, kalau lagi pengen ngerock ya ngerock aja, kalo lagi pengen rege ya rege aja. Menurut saya hal seperti itu membebaskan saya dalam berproses," ujar Ikhsan, Minggu (23/10/2022).

Lirik lagunya yang selalu related dengan kehidupan sehari-hari ternyata berangkat dari pengalaman pribadinya sendiri.

Salah satunya lirik yang tertuang dalam lagu berjudul Pulang.

"Sore diteras bersama bapakku ditemani teh panas ibu" sepenggal lirik ini adalah potongan kenangan Ikhsan bersama almarhum bapaknya di setiap sore kala itu.

"Lagu-lagu saya ya berdasarkan pengalaman pribadi. Jadi kalau dulu pas pulang, semasa ayah saya masih hidup, aktivitas itu rutin dilakukan, di teras rumah. Lalu ibu datang dan menawarkan teh, itu real,"ucapnya.

Gitar dan Topi adalah dua hal yang selalu melekat pada musisi bernama asli Muhammad Ikhsan itu.

Salah Satu Kegelisahan pria ini adalah, Semua berawal kala kota tempat tinggalnya, Malang, Jawa Timur, makin rusak.

Dia bersama kolega seniman terpanggil menyuarakan.

Kala itu, Hutan Kota Malabar, ditanami beton, dengan alasan keindahan kota.

Di Oktober 2022 ini ia kembali menyampaikan dukanya akan kota kelahiran melalui lagu berjudul Oktober Hitam dan Malangnya Malang.

Dua lagu yang menjadi sebuah gambaran akan kesedihan terhadap tragedi Kanjuruhan.

Lagu ini seakan mengajak pendengarnya untuk merenungi tragedi mematikan tersebut.

Sumber: Tribun Medan
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved