Pemkab Dairi

Pesta Njuah-juah Kenalkan Tarian Khas Budaya Pakpak Bharat, Ini Harapan Bupati Eddy Untuk Pariwisata

Bupati dan unsur forum pimpinan daerah meminta izin untuk mengadakan acara Pesta Njuah-juah ini agar direstui dan dapat didukung oleh 16 raja marga

Penulis: Alvi Syahrin Najib Suwitra | Editor: Satia
HO
Pesta Njuah-NJuah yang dilaksanakan di Gedung Nasional Djauli Manik Sidikalang Kabupaten Dairi. 

TRIBUN-MEDAN.COM, SIDIKALANG – Pesta Budaya Njuah-juah Kabupaten Dairi, Sumatera Utara, berlangsung meriah di halaman Gedung Nasional Djauli Manik, Sidikalang, Kamis, (13/10/2022).

Pesta budaya ini disaksikan ribuan masyarakat yang tumpah ruah setelah absen selama dua tahun karena pandemi Covid-19.

Bupati Eddy Berutu beserta rombongan saat memasuki Gedung Nasional Djauli Manik, disambut Tarian Era-era.

Tarian ini merupakan tarian khas Pakpak dan hanya ditampilkan di acara-acara seremonial, misalnya penyambutan tamu yang dianggap penting atau di saat penyelenggaraan sebuah event besar.

Tarian Era-Era ini dilakukan oleh lima orang.

Tiga laki-laki dan dua perempuan.

Bahan dasar yang digunakan untuk mengera-era adalah batang dan daun silinjuhang serta air bersih

Selanjutnya dilakukan acara Mendilo Raja atau memanggil raja kampung.

Adapun raja di Kabupaten Dairi ada sebanyak 16 raja yaitu raja marga Angkat, Bintang, Ujung, Capah, Kudadiri, Gajah Manik, Sinamo, Berampu, Pasi, Saraan, Sambo, Pardosi, Manik, Lingga, Matanari, dan Maha.

Setelah para raja dipersilahkan berdiri di depan panggung, selanjutnya dilakukan acara Pesakatken Gatap Ncayur atau meminta izin kepada para raja dengan memberikan uang parsatabbian atau uang meminta izin disertai sirih siap saji untuk dimakan.

Bupati dan unsur forum pimpinan daerah meminta izin untuk mengadakan acara Pesta Njuah-juah ini agar direstui dan dapat didukung oleh 16 raja marga tersebut.

Acara ini juga sebagai doa agar pemerintah dan masyarakat semakin maju dan pembangunan di Kabupaten Dairi dapat berjalan dengan baik

Selesai acara meminta izin kepada para raja, dilanjutkan dengan acara sakral lainnya yakni mersodip atau meminta doa kepada Tuhan Yang Maha Kuasa.

Hal ini dilakukan oleh para raja bersama anak, berru, dan ibebere (putra, putri, dan keponakan) mereka.

Dalam hal ini, para raja meminta doa kepada Tuhan supaya Kabupaten Dairi ini semakin maju dan aman dari segala marabahaya.

Sumber: Tribun Medan
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved