Cerita Seleb
KASUS Perselingkuhan Kerap Terjadi, Kenapa Itu Terjadi? Berikut Ini 8 Penyebabnya
Setelah menganalisis tanggapan terhadap serangkaian hampir 80 pertanyaan, tim menemukan 8 motivasi utama seseorang melakukan perselingkuhan.
2. Hasrat seksual, seperti merasa tidak puas dengan seks dalam suatu hubungan dan ingin mencoba sesuatu yang baru. Bisa karena pasangan Anda kehilangan minat atau keinginan mencoba sesuatu yang baru yang tidak dapat diberikan pasangan.
3. Kurangnya cinta, seperti kehilangan gairah atau minat pada pasangan. Menganggap hubungan itu membosankan, membosankan, atau stagnan.
4. Pengabaian, seperti tidak menerima cukup cinta, rasa hormat, dan perhatian. Merasa bahwa pasangan tidak cukup memperhatikan atau tidak menghabiskan cukup waktu sehingga ada rasa tidak dihargai.
5. Komitmen rendah, seperti salah satu pasangan tidak berkomitmen seperti yang lain, atau kedua pasangan tidak memahami bahwa hubungan itu eksklusif.
6. Situasi, seperti termasuk skenario di luar normal seseorang, seperti mabuk, berlibur, atau stres tinggi. Satu studi menunjukkan "9-ender" atau orang yang berusia 29, 39, 49 dan seterusnya mungkin mencari perselingkuhan saat mereka mendekati dekade baru untuk mencoba menemukan makna dalam hidup.
7. Penghargaan, seperti berusaha meningkatkan harga diri atau kemandirian dengan berhubungan seks dengan banyak pasangan.
8. Variasi, seperti ingin mengalami seks dengan pasangan sebanyak mungkin.
Selterman dan tim menemukan bahwa pria lebih mungkin termotivasi untuk selingkuh karena hasrat seksual, variasi dan kekuatan situasional, sementara wanita lebih mungkin selingkuh karena termotivasi oleh pengabaian pasangan.
Lebih lanjut, Selterman mengatakan perselingkuhan bisa terjadi pada siapa saja, bahkan dalam hubungan yang tampaknya stabil.
Dengan kata lain, kita bisa saja telah melakukan segalanya dengan baik namun pasangan masih bisa tergoda untuk selingkuh karena alasan yang tidak ada hubungannya dengan pribadi kita atau perasaan kita kepadanya.
“Salah satu mitos terbesar dalam hubungan adalah bahwa orang berpikir, 'pasangan saya selingkuh karena itu ada sesuatu yang salah. Ada masalah mendasar baik dengan saya atau hubungan ini.' Itu belum tentu demikian,” kata Selterman.
“Kita sering mendengar bahwa perselingkuhan adalah gejala, bukan penyebab dari hubungan yang rusak,” kata Selterman.
"Penelitian kami menunjukkan itu tidak sesederhana itu: orang selingkuh karena berbagai alasan, banyak di antaranya bukan cerminan langsung dari kesehatan suatu hubungan,"sambungnya.
Selterman menyarankan untuk berbicara jujur dengan pasangan tentang hubungan.
“Bisa jadi Anda berpikir segala sesuatunya berjalan sangat, sangat baik, tetapi dalam pikiran pasangan Anda mungkin tidak begitu banyak. Bisa jadi ada ruang untuk perbaikan atau mitra belum berada di halaman yang sama dalam hal eksklusivitas," ujarnya.
Selain Selterman, tim peneliti terdiri dari Justin Garcia Asisten Profesor dari Departemen Studi Gender di Universitas Indiana, dan Irene Tsapelas dari Departemen Kesehatan dan Kebersihan Mental Kota New York.
(*/Tribun-medan.com/Kompas.com)
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/medan/foto/bank/originals/ilustrasi-selingkuh-berhubungan-intim-bersetubuh.jpg)