Update Kasus Pembunuhan Brigadir J

Bongkar Dalang di Balik Penyedia Jet Pribadi Brigjen Hendra Kurniawan,MAKI: Duitnya Bisa Rp 500 Juta

Siapa dalang di balik penyedia private jet yang dipakai Brigjen Hendra Kurniawan masih terus jadi sorotan.

Editor: Salomo Tarigan
tribun-medan.com
Jet Pribadi Nomor Register T7-JAB yang Diduga Dipakai Brigjen Pol Hendra Kurniawan Bersama Rombongan saat Terbang ke Jambi untuk Menemui Keluarga Brigadir J Sudah Meninggalkan Indonesia Sejak Awal Bulan September 2022. 

TRIBUN-MEDAN.com - Siapa dalang di balik penyedia private jet yang dipakai Brigjen Hendra Kurniawan masih terus jadi sorotan.

Seperti yang ramai diperbincangkan publik, jet pribadi tersebut dipakai Brigjen Hendra Kurniawan saat mendatangi keluarga Brigadir Yosua Hutabarat alias Brigadir J (korban kasus pembunuhan) ke Jambi 

Masyarakat Antikorupsi Indonesia (MAKI) menduga private jet yang dipakai Brigjen Hendra Kurniawan merupakan tindak pidana gratifikasi.

Adapun dugaan penyediaan private jet pribadi itu pertama kali diungkap oleh Indonesia Police Watch (IPW).

Namun, belum diketahui sosok yang diduga menyediakan jet pribadi tersebut.

Koordinator MAKI Boyamin Saiman menilai bahwa Brigjen Hendra dinilai tidak wajar jika menumpangi private jet.

Apalagi, sewa private jet mencapai ratusan juta sekali pemberangkatan.

"Ya tidak wajar karena kan anggaran polisi itu terbatas. Kalau anggaran pribadi rasanya juga susah. Duitnya juga bisa-bisa sampai Rp 500 juta, antara Rp 250 juga sampai Rp 500 juta, harga sewanya aja, ke sana kemari," kata Boyamin kepada wartawan, Jumat (23/9/2022).

Boyamin menyatakan bahwa Brigjen Hendra juga tidak dalam rangka berdinas saat berangkat ke Jambi.

Dia menduga hal ini masuk ke dalam ranah gratifikasi.

"Dalam posisi itu saya yakin bukan tugas kepolisian yang resmi saat itu. Karena langsung berangkat kan itu, karena disuruh memberi tahu. Beda dengan surat penugasan segala macam kan dari mana anggarannya juga ada. Tapi kalau ini saya yakin sih tidak dibiayai oleh anggaran kedinasan," katanya.

"Maka ya kalau dugaan sih saya menduga itu gratifikasi, karena bisa aja menyewa murah dapat diskon atau bahkan gratis. Atau dibayar belakangan. Itu aja kan juga sudah termasuk fasilitas," tambahnya.

Lebih lanjut, Boyamin meminta Polri mendalami dalang di balik penyedia private jet tersebut.

Khususnya, dugaan adanya dua orang sipil yang diduga menjadi penyedia private jet tersebut.

"Ya kan kemarin sebenarnya sudah ada di dalam berita acara sidang etik itu kan memang berangkat pakai pesawat pribadi private jet. Tinggal mendalami aja siapa yang bayar, siapa operatornya," jelasnya.

Sumber: Tribunnews
Halaman 1/4
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved