Sosok Doni Monardo

Kenang Kisah Mie Gomak hingga Air Mata Sersan Nainggolan di Hadapan Jenderal Doni Monardo

Ia adalah sersan Hotlan Nainggolan yang mengilas kembali ingatannya tentang Doni Monardo, komandannya ketika itu.

Editor: AbdiTumanggor
HANDOUT
Kisah Doni Monardo dengan Sersan Nainggolan hingga makam mie Gomak. 

Khusus olahraga berenang, Nainggolan punya kesan yang dalam.

Bayangkan, sebelumnya ia kesulitan berenang. Apalagi renang militer, yang harus berpakaian PDL lengkap, dengan helm, ransel dan menenteng senapan, serta mengenakan sepatu lars.

“Dari yang tidak bisa renang, saya sampai bisa dan catatan waktu terbaik saya 47 detik untuk jarak 50 meter."

Singkat kata, Batalyon 741 Wirotama menyabet urutan ke-4. Tiga urutan di atasnya masing-masing: Kopassus, Kostrad, dan Kodam Jaya.

“Sepanjang berdirinya batalyon, belum pernah tembus empat besar. Bahkan sepuluh besar pun belum pernah. Sejak itu, batalyon kami diperhitungkan di setiap olahraga militer,” kata ayah dua anak ini dengan bangga.

Doni Monardo dengan Sersan Nainggolan
Kisah Doni Monardo dengan mantan anak buahnya, Sersan Nainggolan. (HO).

Mie Gomak

Kisah mengharu-biru ia tuturkan saat dikirim batalyon 741 pada ajang Porad (Pekan Olahraga TNI Angkatan Darat) tahun 2000 yang dipusatkan di markas Divisi Infanteri (Divif) I/Kostrad, Cilodong, Bogor, Jawa Barat. Nainggolan dipercayakan turun di nomor menembak (senapan) otomatis.

“Besok pagi bertanding, malamnya saya sakit. Demam, badan meriang gak karuan,” katanya membuka kisah.

Mengetahui atletnya sakit, Danyon 741 Letkol Inf Doni Monardo segera mendatangi Nainggolan yang tergolek lemas di velbed barak Divif I/Kostrad.

Ia mengajak serta Pasi Ops Yon 741, waktu itu, Kapten Inf Franz Yohanes Purba. Terakhir bertemu Nainggolan, ketika Purba menjabat Staf Ahli Pangdam I/Bukit Barisan Bidang Hukum dan Humaniter, berpangkat kolonel. Saat ini, Purba menjabat Wadanmentar Akmil Magelang.

Kembali ke kisah Nainggolan yang tergolek demam sebelum turun ke pertandingan menembak otomatis esok paginya. Doni memeriksa kondisi Nainggolan dengan sangat kebapakan.

Pelan Doni bicara, “Nainggolan, kau tidak boleh sakit. Coba katakan, kamu ingin makan apa. Coba pikirkan, makanan apa yang sangat ingin kamu makan saat ini,” kata Nainggolan menirukan bujukan komandannya.

Sungguh tak karuan perasaan Nainggolan. Ia sangat segan didatangi dan diperhatiakn komandannya sedemikian rupa. Lama ia termenung, hingga akhirnya terlintas di pikirannya makanan kesukaannya di Porsea, Kabupaten Toba, Sumatera Utara, yakni mie gomak.

Mie Gomak adalah makanan khas suku Batak Toba dari Sumatera Utara.

Masakan khas ini bisa ditemui di daerah sekitar Danau Toba, mulai dari Porsea, Balige, Laguboti, Tarutung, hingga Tapanuli Selatan.

Sumber: Tribun Medan
Halaman 2/4
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved