Berita Internasional

Vladimir Putin Tidak Akan Mundur dari Ukraina, Kirim Pasukan Sebagai Tanda Mengolok Negara Barat

Serangan militer Rusia ke Ukraina terus berlanjut hingga hari ini Rabu (7/9/2022). Presiden Rusia Vladimir Putin menyindir negara barat dan memastikan

twitter
Presiden Putin bersama jenderalnya 

TRIBUN-MEDAN.com - Serangan militer Rusia ke Ukraina terus berlanjut hingga hari ini Rabu (7/9/2022). Presiden Rusia Vladimir Putin menyindir negara barat dan memastikan tidak akan mundur. 

Vladimir Putin mengatakan Moskow akan melanjutkan aksi militernya di Ukraina hingga mencapai tujuannya dan mengejek upaya Barat yang berupaya membuat Rusia tersudut dengan sanksi, seperti laporan Associated Press, Rabu (7/9/2022).

Putin mengatakan hal tersebut pada forum ekonomi tahunan di kota pelabuhan timur jauh Vladivostok bahwa tujuan utama di balik pengiriman pasukan ke Ukraina adalah melindungi warga sipil di timur negara itu setelah delapan tahun pertempuran.

"Bukan kami yang memulai aksi militer, kami mencoba untuk mengakhirinya," kata Putin, menegaskan kembali argumennya bahwa dia mengirim pasukan ke Ukraina untuk melindungi wilayah separatis yang didukung Moskow di Ukraina, yang telah memerangi pasukan Ukraina dalam konflik yang meletus pada tahun 2014 setelah aneksasi Rusia atas Krimea.

"Semua tindakan kami ditujukan untuk membantu orang-orang yang tinggal di Donbas, itu tugas kami dan kami akan memenuhinya sampai akhir," katanya.

Putin mengklaim Rusia memperkuat kedaulatannya dalam menghadapi sanksi Barat, yang katanya hampir terdefinisikan sebagai agresi terhadap Rusia.

"Rusia menolak agresi ekonomi, keuangan dan teknologi Barat," kata Putin.

"Saya yakin kami tidak kehilangan apa pun dan kami tidak akan kehilangan apa pun," tegas Putin

Keuntungan yang paling penting adalah penguatan kedaulatan kita, ini adalah hasil yang tak terelakkan dari apa yang terjadi."

Pemimpin Rusia mengakui ekonomi nasional akan menyusut 2 persen tahun ini, tetapi mengatakan situasi ekonomi dan keuangan di Rusia kembali stabil, inflasi harga konsumen melambat dan pengangguran tetap rendah.

"Ada polarisasi tertentu di dunia dan di dalam negeri, tapi saya melihatnya sebagai hal yang positif," tambahnya.

“Semua yang tidak perlu, merugikan, semua yang menghalangi kita untuk maju akan ditolak dan kita akan mendapatkan momentum pembangunan karena pembangunan hanya dilakukan dengan berpijak pada kedaulatan.”

Putin menekankan Rusia akan terus melindungi kedaulatannya dalam menghadapi apa yang dia gambarkan sebagai upaya AS dan sekutunya untuk mempertahankan dominasi global, dengan mengatakan, "dunia tidak boleh didirikan di atas diktat satu negara yang menganggap dirinya wakil dari yang maha kuasa atau bahkan lebih tinggi dan mendasarkan kebijakannya pada eksklusivitas."

"Rusia menolak agresi ekonomi, keuangan dan teknologi Barat," kata Putin seraya menegaskan tidak kehilangan apa pun dan tidak akan kehilangan apa pun.

Dia mencemooh upaya Barat untuk membatasi harga minyak dan gas Rusia, menyebut gagasan itu "bodoh" dan mengatakan Rusia akan memiliki cukup banyak pelanggan di Asia.

Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved