Harga Kacang Kedelai
Harga Kacang Kedelai Naik Dua Hari Berturut-turut, Disperindag Ungkap Penyebabnya
harga kacang kedelai di Sumatera Utara mengalami kenaikan dua hari berturut-turut. Disperindag Sumut ungkap hal ini
Penulis: Angel aginta sembiring | Editor: Array A Argus
TRIBUN-MEDAN.COM,MEDAN - Harga kacang kedelai di Sumatera Utara tercatat mengalami kenaikan selama dua hari ini.
Adapun kenaikan harga kacang kedelai eks impor ini mencapai Rp 14 ribuan dari rata-rata kota IHK atau meningkat sebesar 3,2 persen.
Berdasarkan data dari Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Sumut, adapun harga kacang kedelai tertinggi berada di Karo seharga Rp 18 ribu per kg dan terendah berada di daerah Simalungun seharga Rp 12 ribu per kilogram.
Kabid Perdagangan Dalam Negeri (PDN) Disperindag Sumut Barita Sihite mengatakan berdasarkan pantauan harga di non kota IHK harga kacang kedelai naik Rp 445 per kilogram.
Baca juga: Diduga Ledakan di Pabrik Tahu Berasal Dari Mesin Uap Kacang Kedelai, Tujuh Orang Pekerja Luka-luka
Sedangkan harga rata-rata di kota IHK naik Rp 500 per kilogram jika dibandingkan kemarin, Selasa (9/8/2022).
Disebutnya, naikan harga ini dipicu dengan semakin menipisnya stok kedelai impor yang kini tersisa sebanyak 27.860 ton yang berasal dari Amerika.
"Dari data Balai Karantina Belawan selama bulan Juli 2022, stok impor yang masuk dari Belawan sebanyak 27.860 ton sedangkan konsumsi Sumut rata-rata 14-15 ribu ton per bulan," ungkapnya, Kamis (11/8/2022).
Diketahui, hingga saat ini pasokan kedelai impor masih terganggu.
Baca juga: HARGA Kacang Kedelai Naik, Pengusaha Tahu di Sidikalang Terpaksa Kurangi Produksi
Dikatakan Barita, karena kondisi stok kedelai yang kian menipis dikhawatirkan hal tersebut akan semakin membuat bahan baku tempe ini terus membumbung tinggi.
"Kedelai ini sekarang kita masih relatif. Tapi kondisi kita ini tergantung dari luar negeri, ini sekarang yang jadi masalah. Untuk konsumsi gandum dan kedelai ini kita tidak mandiri, mungkin hanya 10-20 persen bisa kita supply untuk kebutuhan kita, jadi memang sangat tergantung dari luar," ujarnya.
Hingga saat ini, Barita mengatakan sedang melakukan monitoring sembari menunggu arahan dari pemerintah pusat.
Barita juga mengatakan akan ada kemungkinan harga kedelai impor terus merangkak naik.
Baca juga: HARI TEMPE Internasional, Produsen Mengeluh Harga Bahan Baku dan Stok Kacang Kedelai
"Kita akan lihat ini arahan dari Menteri pertanian dan perdagangan untuk bisa jadi patokan lah terutama yang dari provinsi, apa yang langkah yang harus dibuat kedepannya yang mungkin akan bisa lebih memburuk walaupun hari ini sudah ada kenaikan tapi masih relatif aman," tuturnya.
Terkait hal ini, ia berharap ada segera gebrakan dari pemerintah pusat agar Indonesia khususnya Sumut mampu dapat memproduksi kedelai agar tidak terlalu bergantung dengan kedelai impor.
"Sekarang petani ini berhitung untuk setiap cost produksi. Perlu ada sinergitas agar petani mendapat insentif lah supaya petani ini mau menanam agar kita tidak tergantung dengan impor," pungkasnya.
Disebutnya juga, hal lainnya yang mengakibatkan kenaikan harga komoditi ini juga merupakan implikasi dari kenaikan harga future contract yang terjadi di pasar saham dunia. (cr9/Tribun-Medan.com)
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/medan/foto/bank/originals/khasiat-kacang-kedelai.jpg)