Kontroversi Tewasnya Brigadir Yosua
LPSK Periksa Putri Candrawathi Pekan Depan Soal Permohonan Perlindungan, Tapi Kondisi Masih Trauma
Putri Candrawathi, Istri Irjen Ferdy Sambo berulangkali tidak hadir dalam pemeriksaan terkait meninggalnya Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat
TRIBUN-MEDAN.com - Putri Candrawathi, Istri Irjen Ferdy Sambo berulangkali tidak hadir dalam pemeriksaan terkait meninggalnya Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat atau Brigadir J.
Putri Candrawathi urung hadir dalam pemanggilan dua kali oleh Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK).
Melalui kuasa hukumnya, Putri Candrawathi masih dalam kondisi trauma.
Pihak pengacara juga sudah menghadirkan ahli psikologis klinis untuk memberikan pernyataan terkait kondisi Putri Candrawathi.
Kasus tewasnya Brigadir J di rumah dinas Irjen Ferdy Sambo pada 8 Juli 2022 masih menjadi misteri.
Belum ada motif penembakan yang dilakukan Bharda E atau Bharada Richard Eliezer Lumiu yang disampaikan polisi.
Namun kendati demikian, Bharada E yang sudah mengaku menembak Brigadir J telah ditetapkan sebagai tersangka.
Kini Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK) berencana memeriksa Istri Ferdy Sambo pada pekan depan.
Rencana ini diungkap juru bicara LPSK Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK) Rully Novian setelah lembaganya bertemu dengan kuasa hukum istri Ferdy Sambo.
“Kami sampai dengan hari ini masih menelaah permohonan Bu P (istri Ferdy Sambo), sebagaimana diketahui agenda pemeriksaan Bu P batal karena kondisi yang bersangkutan belum bisa dilakukan pendalaman atau investigasi, termasuk asesmen psikologis,” ujarnya dalam pesan visual kepada Jurnalis KompasTV Rangga Indrajana, Sabtu (6/8/2022).
Ia berharap pemeriksaan terhadap istri Ferdy Sambo bisa terealisasi.
Tujuannya, agar LPSK bisa segera memutuskan permohongan perlindungan dari yang bersangkutan.
Seperti yang diberitakan sebelumnya Timsus Polri menetapkan Bharada Eliezer sebagai tersangka kasus pembunuhan Brigadir Yoshua. Bharada Eliezer dijerat pasal 338 juncto pasal 55 dan 56 KUHP.
Selain Irjen Ferdy Sambo, Bareskrim Polri juga memanggil istri Ferdy Sambo. Kendati demikian, kuasa hukum juga meminta penyidik Bareskrim Polri menjadwalkan ulang pemeriksaan istri Sambo.
Alasannya, istri Ferdy Sambo saat ini tidak memungkinkan untuk menjalani pemeriksaan sebagai saksi di Bareskrim Polri. Kuasa hukum juga meminta penyidik periksa istri Sambo di rumahnya.
Sebagai pelapor kasus dugaan tindak pidana kekerasan seksual, istri Ferdy Sambo sudah diperiksa penyidik sebanyak tiga kali di bulan Juli.
Terekam CCTV Putri Candrawathi Menangis
Ketua Komnas HAM Ahmad Taufan Damanik mengurai peristiwa di rumah dinas dan Rumah Dina Ferdy Sambo pada 8 Juli 2022 rentang waktu pukul 16.00WIB hingga lewat pukul 17.00WIB.
Tepat di tanggal dan antara waktu itu Brigadir J atau Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat tewas di rumah dinas Ferdy Sambo di Kawasan Duren Tiga, Jakarta Selatan.
Ahmad Taufik Damanik mengurai lebih rinci ekspresi Putri Candrawathi, istri Ferdy Sambo usai Brigadir J tewas.
Taufan Damanik mengurai kejadian demi kejadian lewat rekaman CCTV yang terpasang di luar rumah Ferdy Sambo, termasuk rumah dinas dan rumah pribadi.
Bagaimana uraian dari Komnas HAM, Ahmad Taufan Damanik?
Simak uraiannya sebagai berikut:
Pada 8 Juli 2022 sore, sebelum insiden penembakan Brigadir J, CCTV merekam kehadiran Ferdy Sambo lebih dulu di rumah pribadinya di Jalan Saguling, Duren Tiga, Jakarta Selatan.
Terekam Ferdy Sambo masuk ke rumah pribadinya bersama seorang ajudannya dan sejumlah petugas PCR. Sebab, mereka akan melakukan tes PCR, seperti pernyataan polisi.
Petugas PCR ini juga akan melakukan tes kepada Putri Candrawathi dan rombongannya yang bakal tiba setelah dari Magelang, Jawa Tengah.
"Jadi, mereka kayaknya sudah menyiapkan petugas PCR karena rombongan Ibu (Putri) mau datang," kata Taufan dalam sebuah diskusi virtual pada Jumat (5/8/2022).
Lalu, terekam rombongan Putri Candrawathi yakni ada Brigadir J, Bharada Richard Eliezer atau Bharada E, dan Bripka Ricky (ajudan), dan seorang asisten rumah tangga (ART).
Setelah sampai di rumah pribadi, Brigadir J dan Bharada E terekam menurunkan barang-barang dari dalam bagasi mobil.
Sementara, Putri Candrawathi langsung masuk ke rumah untuk melakukan tes PCR.
Dan diikuti Brigadir J, Bharada E dan ART yang juga dites PCR.
Setelah tes PCR selesai, mereka beristirahat sebentar duduk-duduk di depan rumah itu atau rumah pribadi.
Menurut Taufan, mereka yang beristirahat itu sembari tertawa-tawa.
Kondisi itu semakin kuat dengan pengakuan Vera Simanjuntak, pacar Brigadir J.
Sebab, Vera sempat bertelfon dengan Brigadir J pada momen itu.
Dalam komunikasi itu, kata Taufan, Vera sempat mendengar ada suara orang tertawa.
"Jadi, pukul 16.31 Vera bertelepon ke Yosua. Dia mendengar ada suara orang tertawa-tertawa," ujar Taufan.
Setelah beberapa saat, rombongan Putri Candrawathi termasuk Brigadir J, Bharada E, Bripka Ricky dan ART terekam masuk kembali ke mobil.
Mereka meninggalkan rumah pribadi menuju rumah dinas yang tak jauh dari situ.
"Kira-kira jam 17.01, mereka naik ke mobil menuju rumah dinas," ucap Taufan.
Selang beberapa menit kemudian, menyusul Ferdy Sambo terekam CCTV ke luar dari rumah itu.
Namun, berdasarkan pengamatan CCTV di ruas jalan, baru beberapa menit meninggalkan rumah pribadi, mobil Ferdy Sambo putar balik menuju rumah dinas.
Taufan mengatakan, berdasarkan keterangan yang diperolehnya, Ferdy Sambo putar balik karena ditelepon istrinya, Putri Candrawathi dan mengaku ada insiden penembakan yang menewaskan Brigadir J.
Tak lama berselang, CCTV merekam istri Ferdy Sambo keluar dari rumah dinas menuju rumah pribadi sambil menangis.
"Kelihatan di CCTV Ibu PC kembali lagi ke rumah pribadi, tampak wajahnya seperti menangis," kata Taufan.
(*)
Sebagian artikel sudah tayang di kompas.tv
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/medan/foto/bank/originals/Putri-Candrawathi-belum-ingin-menjalani-pemeriksaan.jpg)