Berita Internasional

Pertama di Luar Benua Afrika, Spanyol dan Brasil Laporkan Kematian Pertama Terkait Cacar Monyet

Spanyol dan Brasil melaporkan kasus kematian pertama terkait monkeypox atau cacar monyet pada Jumat (29/7/2022).

Tribun Batam
Ilustrasi. Spanyol dan Brasil melaporkan Kasus kematian pertama terkait monkeypox atau cacar monyet pada Jumat (29/7/2022). 

Namun, pembawa penyakit utama cacar monyet masih belum diketahui, meskipun tikus Afrika diduga berperan dalam penularan.

Baca juga: Mengenal Gejala Cacar Monyet pada Tubuh, Kini Lebih dari 1.000 Kasus Monkeypox

Kasus cacar monyet pertama yang diketahui pada manusia tercatat pada tahun 1970 di Republik Demokratik Kongo.

Setelah 40 tahun tanpa kasus yang dilaporkan, cacar monyet muncul kembali di Nigeria pada tahun 2017.

Sejak itu, ada lebih dari 450 kasus yang dilaporkan di Nigeria dan setidaknya delapan kasus ekspor yang diketahui secara internasional, kata badan tersebut.

Gejala Awal Cacar Monyet

Ada masa inkubasi sekitar tujuh hingga 14 hari, kata CDC seperti dikutip CNN.

Gejala awal cacar monyet biasanya seperti flu, demam, menggigil, kelelahan, sakit kepala dan kelemahan otot, diikuti dengan pembengkakan pada kelenjar getah bening.

"Fitur yang membedakan infeksi cacar monyet dari cacar adalah perkembangan pembengkakan kelenjar getah bening," kata CDC.

Selanjutnya timbul ruam yang meluas di wajah dan tubuh, termasuk di dalam mulut dan di telapak tangan dan telapak kaki.

Cacar yang menonjol dan menyakitkan berwarna seperti mutiara dan berisi cairan, sering kali dikelilingi oleh lingkaran merah.

Lesi akhirnya berkeropeng dan sembuh selama dua hingga tiga minggu, kata CDC.

Cacar monyet bisa berakibat fatal hingga satu dari 10 orang dan diperkirakan lebih parah pada anak-anak.

Penyebaran Cacar Monyet

Menurut para ahli, cacar monyet menyebar ketika terjadi kontak dekat dengan individu yang terinfeksi.

"Infeksi dapat berkembang setelah terpapar kulit yang rusak, selaput lendir, tetesan pernapasan, cairan tubuh yang terinfeksi atau bahkan kontak dengan linen yang terkontaminasi," kata Neil Mabbott, ketua pribadi di imunopatologi di sekolah kedokteran hewan Universitas Edinburgh di Skotlandia.

Sumber: Tribunnews
Halaman 2/3
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved