Kontroversi Tewasnya Brigadir Yosua
Sudah Lebih 10 Hari Dimakamkan, Dokter Forensik Ungkap Tantangan Autopsi Ulang Jenazah Brigadir J
Sudah lebih dari 10 hari jenazah Brigadir J dimakamkan, maka akan menjadi tantangan bagi dkter forensik ketika melakukan autopsi ulang.
TRIBUN-MEDAN.com - Jenazah Brigadir Nopryansah Yosua Hutabarat atau Brigadir J dimakamkan pada 11 Julii 2022 di kampung halamannya, di Sungai Bahar, Batang Hari, Jambi.
Kini sudah lebih 10 hari jenazah Brigadir J dimakamkan.
Kondisi tersebut tentunya akan menjadi tantangan bagi dokter forensik dalam melakukan pemeriksaan ketika ekshumasi dilakukan guna proses autopsi ulang terhadap jenazah Brigadir J.
Baca juga: Ungkap Dugaan Kasus Pembunuhan Berencana, Polisi Sita Pakaian Brigadir J di TKP Rumah Ferdy Sambo
Diketahui keluarga melalui kuasa hukumnya meminta dilakukan autopsi ulang terhadap jenazah Brigadir J lantaran di tubuh korban tidak hanya terdapat luka tembak, tetapi juga luka memar diduga bekas penganiayaan.
"Karena ini sudah autopsi yang kedua, sudah hampir dua minggu sejak dimakamkan, pasti hasilnya tidak akan seoptimal pada waktu autopsi yang pertama."
"Dalam artian, mungkin sebagian luka-lukanya sudah mengalami pembusukkan."
"Walaupun pada pemberitaan sudah dilakukan pengawetan terhadap jenazah, namun pengawetan jenazah itu sifatnya hanya memperlambat proses pembusukkan."
"Jadi bukan stop total (tidak mengalami pembusukkan), tapi hanya memperlambat,"kata Kepala Unit Forensik Rumah Sakit Universitas Indonesia, Made Ayu Mira Wiryaningsih, Jumat (22/7/2022) dikutip dari tayangan Kompas Tv.
Selain itu, proses pembusukkan juga tergantung pada faktor kondisi lingkungan tempat pemakaman.
Kendati demikian, menurutnya, autopsi masih bisa dilakukan secara maksimal.
Apalagi jika berkaitan dengan kasus-kasus tentang kekerasan secara fisik.
Baca juga: Tim Khusus Bekerja Cepat, Kini Kasus Dugaan Pembunuhan Berencana Brigadir J Naik Jadi Penyidikan
"Kadang-kadang dengan telah dilakukannya pemberian formalin (pada jasad seseorang) itu malah dapat memfiksasi, jadi terkadang temuan-temuan (luka) itu tetap akan stay (terlihat) di sana (bagian tubuh) dan masih bisa kita temukan."
"Jadi harapannya adalah walaupun kita melakukan autopsi ulang setelah hampir dua minggu ini, mudah-mudahan dengan proses pengawetan sebelumnya, masih bisa kita malakukan autopsi dengan optimal dan mendapatkan hasil dengan optimal juga."
"Kalau misalnya untuk kasus-kasus trauma yang berkaitan dengan kekerasan, kemungkinan besar masih bisa ditemukan kelainan-kelainan tersebut," jelas Made Ayu Mira.
Made Ayu Mira yakin,dokter-dokter yang terlibat dalam proses autopsi ulang ini akan berupaya dengan semaksimal mungkin untuk mendapatkan hasil yang terbaik dengan mempertimbangkan kondisi yang ada.
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/medan/foto/bank/originals/Ahli-Forensik-Beri-Keterangan-Hasil-Autopsi-Brigadir-J.jpg)