PON
Dua Tahun Lagi Jadi Tuan Rumah PON, Mantan Atlet Nasional Soroti Kinerja KONI Sumut
Namun para mantan atlet nasional asal Sumut menilai pergerakan masih cukup lambat dari Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Sumut.
"PON ini gak sama dengan kejurnas. KONI Sumut jangan hanya andalkan teori. Dengar masukan dari mantan atlet. Karena soal praktiknya atletnya yang tahu," bebernya.
Salah satu cabor yang kini menurun prestasinya meski dulu jadi andalan adalah akuatik, terutama polo air.
Mantan atlet polo air nasional, Tengku Rinel Rizal mengatakan akan sulit meraih prestasi di cabang akuatik jika pembinaan tak diterapkan dengan baik.
"Sebagai mantan atlet saya lihat dari seleksinya saya lihat agak pesimis. Untuk meraih emas PON itu tidak mudah. Jenjangnya harus jelas, dari pemula, junior ke senior. Saya juga tidak tahu apakah atlet-atlet ini pernah latih tanding," kata Tengku Rinel.
Baca juga: Bahas Persiapan Atlet Jelang PON 2024, Gubernur Rapat Sama Pengurus KONI Sumut
Peraih medali emas PON tiga kali ini menceritakan pengalamannya digembleng dengan keras dulu bersama atlet-atlet lainnya.
"Dulu renang 100 meter saja kami harus di bawah satu menit. Selain itu juga menggunakan bola besi yang berat dan juga dikasi ikat pinggang pemberat. Yang pasti kalau untuk dapat emas harus kerja keras lebih. Kita saja untuk polo air sudah tidak lolos kualifikasi di PON terakhir," pungkasnya.
(cr12/tribun-medan.com)
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/medan/foto/bank/originals/Ketua-umum-Koni-Sumut-Jhon-Ismadi-Lubis-dua-kanan-bersama-Ketum-KONI-Medan-Edy.jpg)