Jangan Lepas Masker

WALAU Covid-19 Sudah Bisa Ditangani, Tapi Warga Jakarta Tak Bisa Lepas dari Masker Selamanya

Buruknya kualitas udara di DKI Jakarta dinilai Kuswanto bermula karena penggunaan kendaraan bermotor yang mulai meningkat seiring dengan meningkatnya

Editor: AbdiTumanggor
TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN
Warga beraktivitas menggunakan masker di Pelican Crossing di Kawasan Bundaran HI, di Jakarta. 

Peningkatan ini mencapai puncaknya pada level 148 mikrogram per meter kubik yang mencapai kategori tidak sehat.

Untuk diketahui PM2,5 adalah salah satu polutan udara berwujud partikel dengan ukuran sangat kecil, tidak lebih dar 2,5 mikrometer.

Ukurannya yang sangat kecil membuatnya sangat mudah masuk ke dalam sistem pernapasan dan dapat menyebabkan gangguan infeksi saluran pernapasan serta gangguan pada paru-paru dalam jangka waktu yang panjang.

Lebih buruk lagi, PM2,5 bisa menembus jaringan peredaran darah, kemudian bisa terbawa oleh darah ke seluruh tubuh, dapat menyebabkan terjadinya gangguan kardiovaskular seperti penyakit jantung koroner.

Selain faktor kendaraan bermotor, juga berkurangnya pepohonan. 

Menurut data dari Dinas Pertamanan dan Hutan Kota DKI Jakarta pada Aprlil 2022 ada sekitar 4,7 juta pohon.

Pohon itu tersebar di seluruh ruang terbuka hijau (RTH) di DKI Jakarta. Jika diasumsikan itu di lahan seluas 19.800 hektar.

Meski terbilang banyak, tapi jumlah itu masih sangat kurang dari kebutuhan di DKI Jakarta.

Sebelumnya, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan telah menargetkan penambahan pohon sebanyak 200 ribu pada 2022.

Target itu disampaikan Anies Baswedan pada Tahun 2019 lalu.

(*/tribun-medan.com/intisari)

Halaman 2/2
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved