Uji Kompetensi Batik Diikuti 50 Peserta dari Lima Kabupaten

batik menjadi budaya nusantara yang terus bertumbuh di berbagai daerah, termasuk di Sumatra Utara.

Editor: Eti Wahyuni
Tribun Medan
Asesor beserta undangan dan peserta foto bersama sebelum gelaran Uji Kompetensi Batik yang diselenggarakan di Desa Bandar Setia, Kecamatan Percut Seituan, Deliserdang, Rabu (15/6/2022). 

TRIBUN-MEDAN.com, MEDAN - Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) Batik bekerjasama dengan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif menggelar Uji Kompetensi untuk pembatik yang diselenggarakan di Langgam Batik Desa Bandar Setia, Kecamatan Percut Seituan, Deliserdang, Rabu (15/6/2022).

Kegiatan yang diselenggarakan selama seharian ini diikuti oleh 50 peserta yang berasal dari Medan, Binjai, Langkat, Deliserdang, dan Serdangbedagai.

Turut hadir dalam pembukaan Kabid Kebudayan Dinas Kebudayaan, Pemuda dan Olahraga serta Pariwisata Deliserdang, Afri Deliansyah Nasution. Di sela acara, Afri mengatakan, Pemkab Deliserdang sangat mendukung kegiatan Uji Kompetensi yang akan meningkatkan kapasitas pembatik di Sumatra Utara, khususnya Deliserdang.

Dikatakan Afri, gelaran ini juga akan menguatkan jiwa kewirausahaan sehingga memberikan kesempatan serta lapangan kerja baru, mengingat bisnis batik terus berkembang saat ini.

Afri tidak memungkiri bahwa batik berasal dari Jawa. Namun pada perkembangannya, batik menjadi budaya nusantara yang terus bertumbuh di berbagai daerah, termasuk di Sumatra Utara.

Baca juga: PEMKAB Toba Bakal Padukan Tenun Ulos dengan Batik Yogyakarta hingga Dijadikan Fashion

Terkait batik Sumut, menurut pria yang penelitian dalam pendidikan magisternya mengangkat tentang Batik, mengatakan, Batik Sumut memiliki ciri atau karakter yang berbeda dibandingkan daerah lain.

Ciri tersebut adalah dari motif yang ditampilkan. Untuk Deliserdang misalnya, ada beberapa motif kreasi pembatik lokal yang menonjolkan kearifan lokal dari daerah tersebut, misalnya saja motif Daun Serdang, Daun Sirih, atau Serampang Duabelas.

“Kita bisa menjadikan ikon daerah itu sebagai motif. Misalnya saja, untuk pembatik dari Kecataman STM Hulu yang menjadi sentra produksi salak. Maka salak ini bisa dijadikan sebagai motif. Pembatik bisa mencari dan menemukan apa yang menjadi ciri dari daerahnya yang dikenal orang banyak,” katanya.

Dukungan Pemkab terhadap ekonomi kreatif Batik ini juga dilakukan dengan membuat seragam Batik motif lokal untuk instansi di Pemkab Deliserdang.

Hal senada disampaikan Ketua LSP Batik, Dr Ir Rodia Syamwil, MPd. Ia mengatakan, secara umum teknik membatik sama. Namun asal produk Batik daerah bisa dikenali dari motif yang ditampilkan. Batik Medan, katanya, dapat dikenali dari motif yang kurang isian. Dalam arti, motif Batik Sumut kurang menampilkan detail. Kalau pun ada, namun tak bernama atau tidak membawa pesan. Sedangkan Batik Jawa, setiap detail ada nama dan ada makna.

Menurutnya, hal tersebut karena motif Batik Sumut lebih banyak menggunakan motif ornamen. Dan hal tersebut bukanlah kelemahan, tetap menjadi ciri atau karakteristik.

“Selain itu, Batik Sumut juga menggunakan canting berukuran besar, jarang sekali yang menggunakan canting kecil. Jadi dalam membatik itu ada 12 nomor canting, sehingga yang ditampilkan dalam Batik Sumut biasanya bercorak besar atau kasar. Barangkali ini sejalan dengan karakter orang Medan,” ujar Rodia sambil tersenyum.

Berbeda dengan karakter Batik Jawa yang lebih detaill dalam hal corak. Biasanya memang untuk hal tersebut dibutuhkan ketelitain dan kesabaran dalam proses produksinya.

Rodia mengatakan, Batik memiliki prospek sangat baik ke depannya, karena Batik Indonesia telah mendapatkan predikat sebagai negara dengan Warisan Budaya Tak Benda. Dengan predikat ini, Indonesia menjadi perhatian dunia sehingga ini adalah momentum untuk lebih mengenalkan Batik pada pasar global.

Terkait Uji Kompetensi yang diselenggarakan ini, menurut perempuan yang juga Dosen di Universitas Negeri Semarang Rodia, ada tiga skema diuji yaitu Pembatik Tulis, Tukang Cap, dan Tukang Gambar Motif.

Sumber: Tribun Medan
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved