Gempa Bumi

GEMPA Bumi Landa Sumut 35 Kali dalam Sepekan, BMKG Jelaskan Penyebabnya

Pusat Gempa Regional I, Balai Besar Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika Wilayah 1 Medan telah menganalisa ada 35 kejadian gempa bumi di Juni 2022.

AFP
Ilustrasi gempa bumi. 

TRIBUN-MEDAN. com, MEDAN - Pusat Gempa Regional (PGR) I, Balai Besar Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika Wilayah 1 Medan telah menganalisa ada 35 kejadian gempa bumi di minggu pertama bulan Juni 2022.

Jumlah itu merupakan akumulasi yang dihitung sejak 27 Mei sampai dengan 2 Mei 2022. Staff analisis gempa bumi di Pusat Gempa Regional, Balai Besar MKG Wilayah I Medan, Triya Fachriyeni menjelaskan selama sepekan ini sebaran gempa bumi terjadi tersebar di wilayah Aceh dan Sumatera Utara.

"Dari catatan kekuatan gempa dengan magnitudo kecil dari 4.0 sebanyak 32 kejadian, magnitude antara 4.0 sampai 5.0 3 kejadian. Sedangkan untuk magnitude di atas 5 tidak ada kejadian gempabumi. Dan dilihat dari sebaran episenternya lebih banyak terjadi di laut dibandingkan di darat," kata Triya kepada Tribun, Sabtu (4/6/2022).

Analisis Pusat Gempa Regional 1 menjelaskan, dari 35 kejadian gempa bumi, terdapat 2 gempa bumi dirasakan yakni pada tanggal 31 Mei 2022 Pada Pukul 08:10:26 WIB berlokasi di 3,86 LU; 97,33 BT dengan Magnitudo 4,1 SR Pada kedalaman 5 Km di 15 km barat daya Kota Gayo Lues Provinsi Aceh.

"Kemudian pada tanggal 2 Juni 2022 Pada Pukul 07:26:40 WIB berlokasi 1.66 LU ; 99.18 BT dengan Magnitudo 4.2 SR Pada kedalaman 2 Km, terjadi di laut 12 Km Barat Laut Kabupaten Tapanuli Selatan - Sumut. Dirasakan III MMI di Kota Pinangsori, Kota Sibolga," tambah Triya.

Koordinator Bidang Data dan Informasi BMKG Eridawati, menjelaskan aktivitas gempa bumi yang terjadi di wilayah Aceh dan Sumut merupakan hal yang wajar.

Kata dia, hal itu lantaran Sumut berada di dua lokasi kekuatan gempa bumi yakni patahan Sumatera dan lempengan Indo Australia dan Euroasia di sepanjang barat pulau Sumatera hingga ke Jawa.

"Untuk aktifitas sebanyak 30 kali dalam seminggu masih hal yang wajar kerena kita di Sumatera dilalui 2 sumber utama gempa bumi, yaitu patahan Sumatera atau Bukit Barisan dan pertemuan lempeng indo australia dan euroasia di sepanjang barat pulau sumatera sampai ke selatan jawa," kata Eridawati.

Disamping itu, saat ini BMKG sudah menambah sensor yang dapat mendeteksi gempa bumi yang tersebar di wilayah Aceh dan Sumut. Hal itu membuat BMKG dapat mencatat jumlah gempa bumi yang terjadi dibeberapa daerah.

"BKMG sekarang sudah menambah jaringan sensor gempa yang sudah lumayan rapat sehingga gempa kecil sudah bisa kita analisa. Hal membuktikan kalau seismisitas di Sumut itu aktif," tambah dia.

Eridawati pun mengingatkan masyarakat untuk tetap waspada dan tidak perlu panik. Selain itu dia meminta agar masyarakat yetap merespon dengan cepat informasi BMKG, menjaga jarak bila kondisi gempa signifikan terjadi di era pandemik.

"Pastikan informasi resmi hanya bersumber dari BMKG yang disebarkan melalui kanal komunikasi resmi yang telah terverifikasi," tutupnya.

(cr17/tribun-medan.com)

Sumber: Tribun Medan
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved