IKATAN SARJANA KATOLIK
MOMEN Rapat Munas ISKA Berhenti Sesaat untuk Berdoa Khusus Atas Kepergian Buya Syafii
Muhadjir Effendy membuka secara resmi Musyawarah Nasional (Munas) Ikatan Sarjana Katolik (ISKA) Indonesia yang digelar di Hotel Ina Bali Denpasar.
Melalui tema tersebut, ISKA diharapkan mampu memberi semangat dan inspirasi bangsa dan negara agar kemanusian di Indonesia semakin dijunjung tinggi. Sebab merendahkan martabat manusia itu sama dengan merendahkann Allah sebagai pencipta. Situasi Indonesia yang beragam sangat berpotensi terhadap terjadinya peristiwa yang merendahkan martabat manusia.
"ISKA harus tampil menjadi pejuang dan memberikan kesaksian dengan pelayanan yang penuh cinta kasih kepada semua anak bangsa agar martabat manusia selalu dijunjung tinggi," ujar Mgr Silvester San.
Pembukaan Munas ISKA diawali dengan perayaan Ekaristi yang juga bertepatan dengan hari raya Kenaikan Tuhan Yesus Kristus.
Pembukaan yang ditandai dengan pemukulan gong sebanyak tiga kali oleh Menko PMK Muhajir Effendy.
Setelah upacara pembukaan, acara dilanjutkan dengan pemberian hadiah dan kenangan kepada kaum disabilitas Bali. Acara dilanjutkan dengan rapat-rapat komisi dan laporang pertanggungjawaban pengurus sebelumnya.
Berdoa Khusus bagi Buya Syafi'i Ma'arif
Dalam kesempatan itu, ratusan sarjana Katolik yang tergabung dalam Ikatan Sarjana Katolik (ISKA) Indonesia menghentikan berbagai rapat yang sedang berlangsung dalam Musyawarah Nasional (Munas) di Hotel Ina Heritage Denpasar.
Mereka berdoa dengan sangat khusuk untuk kepergian Buya Syafi'i Ma'arif, Jumat (27/5/2022).
Doa dan mengheningkan cipta dipimpin langsung oleh Sekjen ISKA Indonesia Joanes Joko.
Doa berlangsung sangat khusuk dan hening. Beberapa anggota malah sampai menitikkan air mata.
"Mari kita hentikan semua kegiatan dan agenda kita. Kita persembahkan doa secara khusus bagi arwah Buya Syafi'i Ma'arif yang telah meninggalkan kita untuk selamanya. Semoga amal baik beliau dapat diterima di sisiNya," ajak Staf Khusus Presiden tersebut.
Menurut Joko, Indonesia kehilangan seorang guru bangsa, tokoh nasional yang sangat dicintai oleh rakyat. Karya dan pemikiran Buya Syafi'i Ma'arif sangat dikenal di republik ini.
"Hari ini Indonesia kehilangan seorang pemikir, seorang guru bangsa, seorang tokoh yang menjadi teladan generasi muda Indonesia. Hari ini kami ISKA Indonesia sangat merasa kehilangan figur pemersatu bangsa. Kami berdoa khusus bagi perjalanan tokoh kami yang hari ini telah dipanggil Sang Khalik. Semoga amal ibadahnya diterima di sisiNya," ujarnya.
Selain di area Munas ISKA, Joko juga meminta kepada seluruh peserta yang hadir, dan seluruh jajaran pengurus ISKA baik di pusat, provinsi dan kabupaten di Indonesia agar ikut melakukan hal yang sama yakni mendoakan Buya Syafi'i Ma'arif.
Buya Syafii saat menyambut kedatangan Uskup Agung Semarang Mgr Robertus Rubyatmoko. (KOMPAS.com/Wijaya Kusuma)
Seperti diberitakan sebelumnya, kabar duka datang dari Yogyakarta, di mana mantan Ketua Umum Pengurus Pusat (PP) Muhammadiyah Ahmad Syafii Maarif atau Buya Syafii Maarif wafat.
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/medan/foto/bank/originals/Munas-ISKA-di-Bali.jpg)