Buya Syafii Maarif Meninggal Dunia
Apa Penyebab Meninggalnya Buya Syafii Maarif? Riwayatnya Dulu Pernah Atasi Konflik Polri-KPK
Innalillahi wainna ilaihi rajiun, mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah Buya Ahmad Syafii Maarif meninggal dunia.
TRIBUN-MEDAN.com - Innalillahi wainna ilaihi rajiun, mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah Buya Ahmad Syafii Maarif meninggal dunia.
Kabar duka ini disampaikan Menkopolhukam, Mahfud MD melalui akunnya di Twitter @mohmahfudmd.
Baca juga: INNALILLAHI Buya Syafii Maarif Meninggal Dunia Siang Tadi di RS PKU Muhammadiyah Gamping
"Inna lillahi wa inna ilaihi raji'un. Tlh wafat Buya Ahmad Syafii Maarif, mantan Ketua PP Muhammadiyah pd hr ini jam 10.15 di Yogyakarta," demikian kicauan Mahfud MD.
Baca juga: Polisi Swiss Sibuk Cari Anak Ridwan Kamil, Keluarga Mohon Doa agar Eril Ditemukan Selamat
Situs resmi Muhammadiyah muhammadiyah.or.id juga telah melansir kabar duka itu,
Belum diketahui penyebab Buya Syafii Maarif meninggal.
Baca juga: Mengenal Sosok Syafii Maarif yang Berpulang Siang Tadi, Tokoh Nasional Mantan Ketum PP Muhammadiyah
Ahmad Syafii Maarif lahir pada 31 Mei 1935 atau 87 tahun lalu di Nagari Calau, Sumpur Kudus, Minangkabau.
Baca juga: INNALILLAHI Buya Syafii Maarif Meninggal Dunia Siang Tadi di RS PKU Muhammadiyah Gamping
Semasa hidupnya, beliau pernah menjabat Presiden World Conference on Religion for Peace (WCRP) dan pendiri Maarif Institute.
Ia lahir dari pasangan Ma'rifah Rauf Datuk Rajo Malayu, dan Fathiyah.
Ia bungsu dari 4 bersaudara seibu seayah, dan seluruhnya 15 orang bersaudara seayah berlainan ibu.
Ayahnya adalah saudagar gambir, yang belakangan diangkat sebagai kepala suku di kaumnya.
Sewaktu Ahmad Syafii Maarif berusia satu setengah tahun, ibunya meninggal.
Ahmad Syafii Maarif kemudian dititipkan ke rumah adik ayahnya yang bernama Bainah, yang menikah dengan adik ibunya yang bernama A Wahid.
Pada tahun 1942, ia dimasukkan ke sekolah rakyat (SR, setingkat SD) di Sumpur Kudus.
Sepulang sekolah, Pi'i, panggilan akrabnya semasa kecil, belajar agama ke sebuah Madrasah Ibtidaiyah (MI) Muhammadiyah pada sore hari dan malamnya belajar mengaji di surau yang berada di sekitar tempat ia tinggal, sebagaimana umumnya anak laki-laki di Minangkabau pada masa itu.
Pendidikannya di SR, yang harusnya ia tempuh selama enam tahun, dapat ia selesaikan selama lima tahun.
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/medan/foto/bank/originals/Buya-Syafii-Maarif-Buya-Syafii-Maarif.jpg)