Breaking News

Pandemi Covid19

AKHIRNYA Kim Jong Un Pakai Masker setelah Negaranya Babak Belur Dihantam Covid-19

Kini pandemi virus corona (Covid-19) benar-benar menghantam Korea Utara.

Editor: AbdiTumanggor
KCNA
Kim Jong Un pakai masker setelah negaranya dihantam Covid-19 

Pemimpin Korea Utara itu mengkonfirmasi bahwa epidemi itu menyebabkan "pergolakan besar" di negara itu.

Oleh karenanya, dia juga menurunkan tentara Korea Utara.

Dalam sebuah pernyataan baru-baru ini, Kim Jong-Un menegur pejabat kesehatan atas beberapa masalah.

Di antaranya tidak segera menanggapi epidemi, tidak membuka apotek 24/7 untuk segera mendistribusikan obat-obatan kepada orang-orang.

Bertemu dengan Politbiro Partai Buruh Korea pada 17 Mei, Kim Jong-Un mengkritik "ketidakdewasaan" dalam menanggapi krisis sejak awal dan kelambatan pejabat tinggi di negara itu.

Dia menilai bahwa langkah-langkah yang belum matang telah meningkatkan "kompleksitas dan kesulitan" pada tahap awal memerangi epidemi.

Kim Jong-Un kemudian meminta para pejabat untuk "menggandakan upaya" untuk menstabilkan kehidupan masyarakat dan menekankan perlunya menyediakan kebutuhan dasar setiap hari.

Menurut media Korea Utara, tindakan mendesak telah diambil untuk segera memperbaiki penyimpangan pasokan obat-obatan kepada masyarakat.

Beberapa upaya juga difokuskan untuk memberikan informasi kepada masyarakat tentang varian siluman Omicron.

Sehingga mereka memahami langkah-langkah pengobatan ilmiah dan aturan pencegahan.

Sementara itu, sekitar 11.000 pejabat, guru, dan mahasiswa kedokteran pada 16 Mei berpartisipasi dalam "pemeriksaan medis mendalam terhadap seluruh penduduk" untuk menemukan subjek yang demam.

WHO menawarkan untuk menyediakan vaksin ke Korea Utara

Direktur Program Kedaruratan Kesehatan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO)  Dr Mike Ryan menyatakan keprihatinannya bahwa infeksi Covid-19 pada banyak orang yang tidak divaksinasi seperti di Korea Utara akan berisiko tinggi terhadap munculnya varian baru.

“Pasti mengkhawatirkan jika negara tidak menggunakan vaksin."

"WHO telah berulang kali mengatakan bahwa selalu ada risiko tinggi munculnya varian baru jika terjadi infeksi yang tidak terkontrol," ungkap Dr Ryan.

Halaman 2/3
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved