Rusia vs Ukraina

Perang Rusia-Ukraina Bisa Menyeret Pertempuran NATO vs CSTO

Pada tanggal 15 Mei 1992, para pemimpin Rusia, Belarus, Armenia, Kazakhstan, Kirgistan, dan Tajikistan secara resmi menandatangani kesepakatan

Editor: AbdiTumanggor
twitter
Artileri Rusia menggempur kota-kota Ukraina dalam Perang Donbas 18 April 2022 

Pertempuran NATO vs CSTO berpotensi terjadi.

TRIBUN-MEDAN.COM - Didirikan pada tahun 1992, Collective Security Treaty Organization (CSTO) yang dipimpin oleh Rusia kini dianggap sebagai satu-satunya blok militer di dunia yang dapat menjadi penyeimbang NATO.

Pada tanggal 15 Mei 1992, para pemimpin Rusia, Belarus, Armenia, Kazakhstan, Kirgistan, dan Tajikistan secara resmi menandatangani kesepakatan untuk membentuk CSTO.

Berdasarkan prinsip penguatan kerja sama militer-politik untuk pertahanan bersama, Pasal 4 CSTO menyatakan, "Jika salah satu negara anggota diprovokasi oleh suatu negara atau sekelompok negara, maka tindakan ini akan dianggap sebagai tindakan agresi terhadap semua negara pihak pada Perjanjian."

Ketua CSTO dikerahkan untuk masa jabatan bergilir. Dengan demikian, negara-negara anggota bergiliran memegang posisi Presiden CSTO setahun sekali.

Sejak didirikan, CSTO telah berfokus pada kegiatan utama seperti kerja sama politik-keamanan, melawan ancaman eksternal, kejahatan anti-narkoba, memerangi migrasi ilegal dan perdagangan manusia.

Pada dasarnya, kegiatan militer CSTO kurang menonjol dibandingkan dengan Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO).

Sementara NATO terus mencari cara untuk menarik lebih banyak anggota, CSTO jarang melakukannya.

Pada Oktober 2018, CSTO mengadakan apa yang diyakini sebagai latihan bersama berskala terbesar sejak didirikan.

Latihan berlangsung di Rusia dengan partisipasi lebih dari 3.500 tentara dan 620 peralatan militer.

Sementara itu, pada awal 2022, NATO menggelar latihan dengan lebih dari 30.000 tentara.

Negara-negara AS dan NATO sering tidak mau berkomunikasi dengan CSTO dan tidak melihat organisasi ini sebagai blok keamanan regional.

Rusia merupakan negara dengan potensi militer terbesar dan penyumbang biaya operasional CSTO terbesar.

Menurut Cabar, 50 persen dari total anggaran operasional CSTO berasal dari Rusia, dengan 5 negara anggota yang tersisa hanya membayar 10 persen dari anggaran.

Ini sangat mirip dengan NATO ketika AS, Jerman, Inggris, dan Prancis berkontribusi lebih dari 50 persen dari total anggaran blok.

Halaman 1/4
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved