Rusia Dituding Turut Serang Fasilitas Kesehatan di Ukraina, WHO Lakukan Investigasi Kejahatan Perang

Serangan Rusia dianggap turut merusak fasilitas-fasilitas kesehatan di Ukraina, WHO kini sedang lakukan investigasi kejahatan perang Rusia.

AP Photo via Kompas.com
Ibu hamil dan bayinya yang dilarikan ke ambulans dengan tandu dilaporkan meninggal dunia, setelah terluka dari rumah sakit bersalin yang rusak akibat pengeboman di Mariupol, Ukraina, Rabu, (9/3/2022).(AP PHOTO/EVGENIY MALOLETKA) 

TRIBUN-MEDAN.COM - Serangan Rusia dianggap turut merusak fasilitas-fasilitas kesehatan di Ukraina.

Kini, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pun sedang mengumpulkan bukti atas kemungkinan investigasi kejahatan perang menyangkut hal tersebut.

Badan kesehatan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) itu mengatakan pada Sabtu (7/5/2022) bahwa serangan terhadap fasilitas kesehatan telah didokumentasikan.

Direktur Kedaruratan WHO Mike Ryan, dalam kunjungan di Kyiv bersama Kepala WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus, saat konferensi pers mengatakan bahwa para pihak yang bertikai dilarang mengincar fasilitas kesehatan.

Akan tetapi, WHO telah mendokumentasikan bahwa ternyata sudah ada 200 serangan terhadap rumah sakit dan klinik di Ukraina.

"Serangan yang disengaja terhadap fasilitas kesehatan adalah pelanggaran hukum kemanusiaan internasional dan dengan demikian --berdasarkan investigasi dan kaitan serangan-- merupakan kejahatan perang dalam kondisi apa pun," kata Ryan.

"Kami terus mendokumentasikan sekaligus menjadi saksi atas serangan-serangan ini dan kami yakin bahwa sistem PBB dan Mahkamah Pidana Internasional beserta yang lainnya akan melakukan investigasi yang diperlukan untuk menilai niat jahat di balik serangan ini,"

Rusia mengelak tudingan sebelumnya dari Ukraina dan Barat tentang kemungkinan kejahatan perang dan membantah telah menargetkan warga sipil dalam perang, sebagaimana dilansir Antara.

Menurut Ryan, 200 kasus tidak mewakili keseluruhan serangan terhadap fasilitas medis Ukraina melainkan hanya yang sudah diverifikasi oleh WHO.

Pemerintah Ukraina mengungkapkan bahwa terdapat sekitar 400 serangan semacam itu sejak Rusia menggempur Ukraina pada 24 Februari.

Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky pada Kamis (5/5/2022) mengatakan bahwa pasukan Rusia telah menghancurkan hampir 400 fasilitas kesehatan di Ukraina.

Saat konferensi pers yang sama, Tedros mengatakan, "Pesan saya untuk semua warga Ukraina adalah ini: WHO bersama kalian. Kami terus mendesak Federasi Rusia agar menghentikan perang ini."

Negara anggota WHO pada Selasa (10/5/2022) akan mempertimbangkan untuk mengeluarkan resolusi terhadap Rusia.

Konsep resolusi itu mencakup kemungkinan penutupan kantor regional utama WHO di Moskwa, menurut dokumen yang diperoleh oleh Reuters.

Rancangan resolusi tidak menyebut-nyebut soal sanksi yang lebih berat, seperti menangguhkan Rusia dari WHO, ataupun membekukan sementara hak suaranya, menurut tiga sumber diplomatik dan politik.

Sumber: Tribun Medan
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved