Bapaknya Meninggal di Usia 47 Tahun dalam Keadaan Sujud, Raffi Ahmad Takut Umurnya Tak Akan Panjang

"Saya lihat cepet banget waktu. Ih anak saya udah dua aja nih,"

''ngelihat anak saya yang besar 7 tahun, usia pernikahan 8 tahun, saya cuma berpikir, kapan saya punya waktu 1x24 jam sama mereka? Nggak pernah sama sekali," ujar Raffi Ahmad.

Namun, Raffi Ahmad juga teringat dengan masa lalunya ketika sang ayah meninggal di usia 47 tahun.

"Lagi berpikir, kadang kematian ayah saya jadi alat buat saya."

"Papa saya meninggal waktu itu di usia 47 tahun," imbuh Raffi Ahmad.

Lantas Raffi Ahmad khawatir apakah usianya akan tiba di angka 47 tahun atau justru lebih pendek.

"Tapi saya suka mikir, 'Papa saya meninggal di usia 47 tahun, apakah saya sampai usianya (47 tahun)? Apa saya lebih pendek atau mungkin bisa lebih panjang?'," sambungnya.

Maka dari itu, Raffi Ahmad mulai berpikir keras dan mengontrol aktivitasnya.

Sebab, ia menyadari meski kariernya sukses, satu hal yang tak bisa dibelinya dengan uang adalah waktu.

"Kalau kita kerja-kerja terus, ternyata cuma satu yang gak bisa kita beli, adalah waktu," lanjut Raffi.

Raffi Ahmad tak menampik selalu sukses mencapai satu target ke target yang lain hingga sadar bahwa semua itu tak pernah selesai.

"Nah akhirnya alat itu yang membuat saya, kayaknya boleh kita kerja ngoyo, tapi saat kita mendapatkan apa yang kita dapatkan, kita senang, tapi setelah itu kan cuma, udah nih?" imbuhnya.

Alhasil, Raffi Ahmad mulai khawatir dengan waktunya yang tak bisa dinikmati bersama keluarga dan mulai mengontrol kegiatannya sehari-hari.

Ia juga punya target baru untuk menghabiskan waktu lebih banyak bersama keluarga, terutama dengan sang ibu.

"Jadi semua alatnya kita sendiri."