News Video
Rusia Luncurkan 50 Rudal, Kota Sumy Ukraina Hancur Terparah sejak Invasi
Pejabat Ukraina mengklaim bahwa pasukan Rusia telah meluncurkan lebih dari 50 rudal di wilayah Sumy pada Rabu (27/4) pagi.
Pihak Ukraina kemudian melarang warga mendekati perbatasan dalam radius satu kilometer.
TRIBUN-MEDAN.COM - Pejabat Ukraina mengklaim bahwa pasukan Rusia telah meluncurkan lebih dari 50 rudal di wilayah Sumy pada Rabu (27/4) pagi.
Serangan ini membuat kondisi kota yang sudah rusak menjadi hancur berkeping-keping.
Informasi tersebut disampaikan Kepala Administrasi Militer Daerah Sumy, Dmytro Zhyvytskyi.
Zhyvytskyi mengatakan bahwa Rusia menembaki wilayahnya dengan mortir secara provokatif.
“Rusia sekali lagi secara provokatif menembaki wilayah kami dengan mortir,” kata Zhyvytskyi dalam sebuah posting di akun Telegramnya.
Disebutkan pasukan Rusia menembaki wilayah Sumy lebih dari 50 kali dalam waktu setengah jam.
"Lebih dari lima puluh kedatangan dalam setengah jam terakhir. Kerugian sedang diklarifikasi," kata dia.
Dikutip dari Newsweek, Sumy telah mengalami beberapa serangan sejak konflik dengan Rusia dimulai pada bulan Februari.
Menurut Zhyvytskyi, serangan terbaru pada Rabu kemarin merupakan yang terberat.
Atas kejadian ini, pihaknya masih mendata jumlah kerugian yang ditimbulkan.
Baca juga: Rudal Kalibr Rusia Melesat Hancurkan Gudang Senjata Kiriman NATO ke Ukraina
Baca juga: Putin Ingatkan Negara Barat & Bersumpah Operasi Khusus di Ukraina akan Digenapi Tanpa Syarat
Baca juga: Pasukan Yahudi dari Israel Didatangkan ke Ukraina, Siap Tempur Lawan Rusia & Disediakan Kamar Hotel
Pihak Ukraina kemudian melarang warga mendekati perbatasan dalam radius satu kilometer.
Juru bicara Layanan Penjaga Perbatasan Negara Ukraina, Andriy Demchenko melarang warga mendekati perbatasan pada malam hari.
Larangan ini diumumkan pada Selasa ketika pasukan Rusia mendorong ke wilayah tersebut.
"Pembatasan rezim sementara tambahan diperkenalkan oleh kepala badan penjaga perbatasan negara di wilayah Sumy, dengan mempertimbangkan situasi di wilayah tersebut dan untuk memperkuat kontrol atas kepatuhan terhadap rezim perbatasan," kata Demchenko.
(Tribun-Video.com)