Covid19

Covid Melonjak di China, Kota Shanghai Lockdown, Pintu-pintu Dipasang Alarm

Inilah untuk pertama kalinya Shanghai menerapkan lockdown secara ketat setelah sebelumnya lebih longgar dibandingkan kota-kota China lainnya.

Editor: AbdiTumanggor
GETTY IMAGES via BBC INDONESIA
Petugas di Shanghai lengkap dengan perlengkapan pelindung di pintu masuk. 

Bahkan ketika kasus mencapai hampir 1.800 pada Maret 2021, Shanghai tidak menerapkan karantina wilayah menyeluruh.

Sebagai perbandingan, kota Xian - dengan penduduk hampir 13 juta - ditutup seluruh kota setelah kasus mencapai di bawah 100 pada Desember 2021.

Kota Yuzhou, di Provinsi Henan, dengan penduduk lebih dari 1,1 juta orang ditutup setelah hanya mencatat tiga kasus Covid.

Lonjakan kasus terjadi pada akhir Maret, dengan lebih 2.500 kasus pada tanggal 27 Maret saja.

Pemerintah kota memutuskan untuk menerapkan karantina wilayah secara bertahap, yang pertama bagian timur dan kemudian bagian barat beberapa hari kemudian.

Namun kasus terus meningkat. Para pejabat kota Shanghai tak lagi menerapkan pembatasan wilayah terbatas. Karantina seluruh kota mulai dilakukan pada 3 April.

Prof Martin Hibberd dari London School of Hygiene and Tropical Medicine mengatakan kebijakan yang diterapkan Shanghai tak cocok dengan penyebaran Omicron, yang menular lebih cepat.

"Pembatasan wilayah terbatas di perumahan-perumahan tak akan bisa membatasi interaksi sosial secara efektif karena begitu banyaknya orang yang kena tanpa gejala," kata Hibberd.

Mengapa kebijakan Shanghai sebelumnya berbeda dengan seluruh China?

Alasan utamanya adalah pentingnya Shanghai bagi perekonomian China.

Lebih dari 3 persen Produk Domestik Bruto Shanghai berasal dari Shanghai dan lebih dari 10 persen perdagangan China juga berasal dari kota itu sejak 2018.

Bandara udara di Shanghai juga berperan dalam mengimpor hampir setengah perlengkapan pelindung dan obat-obatan yang diperlukan China pada masa-masa awal pandemi, menurut media lokal Caixin.

Pada 2020, penerbangan kargo ke Bandara Internasional Pudong Shanghai tercatat sebesar 3,4 juta ton, satu juta lebih besar dibandingkan bandara-bandara di kota-kota seperti Beijing, Guangzhou dan Shenzhen.

Studi dari Chinese University Hong Kong menunjukkan karantina wilayah dua minggu di kota-kota besar seperti Beijing atau Shanghai akan menekan 2 persen Produk Domestik Bruto bulanan China.

PDB bulanan China pada 2021 mencapai 9,5 triliun yuan rata-rata, jadi negara itu akan merugi 190 miliar yuan setiap minggu bila karantina wilayah dilanjutkan.

Apakah langkah ini cukup untuk menangani lonjakan Omicron?

Prof Hibberd mengatakan langkah ketat di Shanghai ini kemungkinan tidak akan cukup untuk menangani kenaikan kasus Omicron.

Prioritas tertinggi, katanya untuk memitigasi dampak Covid adalah mendorong semua orang, "khususnya mereka yang rentan untuk divaksin."

China telah memberikan lebih dari 11 miliar dosis vaksin atau sekitar 86

Sumber: bbc
Halaman 2/2
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved