Perang Rusia Ukraina
Terjawab Kenapa China tak Bantu Rusia Perang, tak Seperti Amerika Pasok Senjata ke Ukraina
Akhirnya terjawab kenapa China tidak memberikan dukungan alat perang atau militer ke Rusia yang tengah berperang untuk menaklukkan Ukraina.
Hal itu diungkapkan Perdana Menteri Belanda Mark Rutte di akun twitternya Selasa (19/4/2022).
Rutte menyebutkan pengiriman kendaraan lapis baja dilakukan setelah ia melakukan panggilan telepon dengan Presiden Ukraina Vladimir Zelensky.
“Dalam panggilan telepon dengan Zelensky, Menteri Pertahanan Belanda Kajsa Ollongren dan saya menyatakan dukungan kami saat Rusia memulai serangan baru. Belanda akan mengirim material yang lebih berat ke Ukraina, termasuk kendaraan lapis baja. Bersama dengan sekutu, kami sedang mencari memasok material berat tambahan," kata Mark Rutte.
Baca juga: Penyanyi Virzha Kaget Terima Honor Malah Terseret Kasus Penipuan DNA Pro, Rossa pun Dipanggil
Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan dalam pidato yang disiarkan televisi pada 24 Februari bahwa sebagai tanggapan atas permintaan para kepala republik Donbass, dia telah membuat keputusan untuk melakukan operasi militer khusus di Ukraina.
Putin menekankan bahwa Moskow tidak memiliki rencana untuk menduduki wilayah Ukraina,.
Menurutnya bahwa operasi itu ditujukan untuk denazifikasi dan demiliterisasi Ukraina.
Baca juga: Jokowi Mania Desak Menteri Perdagangan Mundur Setelah Terbongkar Mafia Minyak Goreng
Sebagai tanggapan, Barat memberlakukan sanksi skala luas terhadap Rusia.
Namun Putin kembali mengancam bahwa negara-negara barat yang memasok peralatan dan persenjataan membantu Ukraina akan mendapat kompensasi setimpal dari Rusia ke depannya.
Diberitakan sebelumnya Pasukan Rusia mengklaim telah melenyapkan 133 pesawat tempur Ukraina, 458 kendaraan udara tak berawak, 2.246 tank dan kendaraan lapis baja, serta 252 peluncur roket ganda, sejak awal operasi militer khusus mereka di Ukraina.
Baca juga: Penyanyi Virzha Kaget Terima Honor Malah Terseret Kasus Penipuan DNA Pro, Rossa pun Dipanggil
Hal itu dikatakan kata Juru Bicara Kementerian Pertahanan Rusia Mayor Jenderal Igor Konashenkov, Sabtu (16/4/2022) seperti dikutip Wartakotalive.com dari Tass.com.
"Secara keseluruhan, target berikut telah dihancurkan sejak awal operasi militer khusus. Yakni 133 pesawat, 458 kendaraan udara tak berawak, 246 sistem rudal permukaan-ke-udara, 2.246 tank dan kendaraan lapis baja tempur lainnya, 252 sistem peluncuran roket ganda, 981 senjata artileri lapangan dan mortir dan 2.146 kendaraan bermotor militer khusus," kata Jenderal Konashenkov.
Pasukan Rusia katanya juga sudah melancarkan serangan dengan senjata presisi jarak jauh ke pabrik pembuat baju besi di Kiev dan bengkel perbaikan perangkat keras militer di Nikolayev, kata Konashenkov.
"Senjata presisi peluncuran udara jarak jauh menghilangkan fasilitas produksi pabrik lapis baja di Kiev dan bengkel perbaikan perangkat keras militer di Nikolayev," ujar Konashenkov.
Menurutnya sistem pertahanan udara Rusia juga telah menembak jatuh sebuah pesawat serang darat Su-25 Ukraina di 15 km selatan Izyum.
Baca juga: Marinir Ukraina asal Inggris Ditawan Rusia, Dicap sebagai Agen Rahasia dan Mata-Mata
"Sementara pasukan rudal dan artileri Rusia menyerang 811 lokasi militer Ukraina," kata Konashenkov.
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/medan/foto/bank/originals/Putin-dan-Xi-JINPING1.jpg)