Demi Uang Fantastis, Oknum Polisi Jadi Pembunuh Bayaran, Habisi Saingan Cinta Kasatpol PP
menyingkirkan saingan cintanya, Kasatpol PP Kota Makassar sudah merencanakan menghabisi
TRIBUN-MEDAN.com - Untuk menyingkirkan saingan cintanya, Kasatpol PP Kota Makassar sudah merencanakan menghabisi nyawa Najamuddin sejak dua tahun lalu.
Karena gagal, ia pun bekerja sama dengan oknum polisi
Perlahan kian terungkap apa yang membuat Kasatpol PP Kota Makassar menghabisi nyawa Najamuddin Sewang.
Motif dalam pembunuhan berencana yang menggunakan jasa eksekutor bayaran ini memang karena cinta segitiga.
Baca juga: Terungkap Sosok Bos Sawit Sumut, Terlibat Otak Kelangkaan Minyak Goreng, Produsen Migor Premium
Otak pelaku yakni Kasatpol PP Kota Makassar, Muhammad Iqbal Asnan sakit hati dan dendam terhadap korban yang notabene bekas anak buahnya.
Baca juga: Terungkap Motif Suami Bunuh Istri dan Anak Jelang Sahur, Awalnya Dengar Suara Rintihan dari Kamar
Antara pelaku dan korban memang saling mengenal.
Sebab, kakak korban adalah rekan satu almamater pelaku.
Pelaku juga mengklaim bahwa korban bisa menjadi anggota Dishub karena bantuannya.
Sebelum menjabat Kasatpol PP Kota Makassar, Iqbal Asnan memang pernah berdinasi di Dinas Perhubungan Kota Makassar.
Baca juga: Ketika Cak Imin Usulkan Jokowi 3 Periode, Ternyata Alasannya Demi Menolong Wapres Maruf Amin
Jabatan terakhir yang diembannya di sana ialah Plt Kadishub.
Karena merasa sudah berjasa terhadap karir Najamuddin Sewang, pelaku makin tak suka dengan korban lantaran dekat dengan wanita yang diidamkan Iqbal Asnan yakni berinisial RCH.
RCH yang berstatus janda merupakan salah satu Kepala Seksi di Dishub Kota Makasssar.
Berdasarkan rumor yang sudah merebak di Pemkot Makassar, RCH memang menjalin hubungan terlarang dengan Iqbal Asnan yang masih memiliki istri sah.
Bahkan, ada juga rumor yang menyebut keduanya telah menikah siri.
Baca juga: Cemburu Janda Idamannya Dipepet, Kasatpol PP Sakit Hati, Pembunuh Bayaran Beraksi: ASN Dishub Tewas
Soal rumor adanya hubungan gelap antara Iqbal Asnan dan RCH juga sudah didengar oleh Wali Kota Makassar, Danny Pomanto.
"Namanya rumor sering kita dengar," kata Danny dilansir dari Tribun Timur, Minggu (17/4/2022).
Merasa berjasa ke karir korban
Kapolrestabes Makassar, Kombes Pol Budi Haryanto menjelaskan, Kasatpol PP Makassar cemburu karena wanita ia cintai (inisial RCH) juga disukai oleh korban.
Iqbal Asnan tambah merasa tidak terima lagi karena NS menjadi pegawai Dishub Makassar berkat bantuan dia.
"Hasil pemeriksaan kami disampaikan bahwa korban ini bisa menjadi petugas dishub karena si tersangka.
Baca juga: Pingsan di Kebun Sawit, EL (17) Sadar Sudah di Semak-semak, Celana Melorot Rupanya Dirudapaksa Paman
Karena dibantu tersangka, di perjalanan waktu, apa yang dicintai tersangka juga dicintai korban," jelas Budi seperti dalam tayangan Kompas TV.
Bahkan, Iqbal Asnan pernah memperingati korban untuk menjauhi sosok wanita tersebut.
Termasuk juga mengingatkan hal tersebut kepada kakak korban yang merupakan temannya sendiri.
"Rupanya korban tidak mendengar dan tidak memperdulikan sehingga muncul ide untuk menghabisi nyawa daripada si korban," imbuh dia.
Dari keterangan saksi, terungkap bahwa niat Iqbal untuk membunuh NS sudah muncul sejak 2 tahun lalu alias 2020.
Libatkan oknum polisi dan musuh negara
Iqbal Asnan tak melakukannya sendiri untuk menghabisi nyawa korban, melainkan melalui kaki tangannya mulai dari oknum polisi dan juga melibatkan musuh negara.
Bermodal relasi, Kasatpol PP Iqbal Asnan sampai menyewa oknum polisi untuk melampiaskan dendamnya kepada Najamuddin Sewang.
Oknum polisi itu berinisial SR yang kini juga telah dibekuk aparat Polrestabes Makassar.
"Jadi untuk eksekutornya adalah oknum dari kita, oknum anggota Polri berinisial SR," kata Kapolrestabes Makassar Kombes Budhi Haryanto saat merilis kasus itu di kantornya, Senin (18/4/2022) siang sebagaimana dilansir dari Tribun Timur.
Diduga SR memilih menghinakan profesinya dan beralih menjadi eksekutor bayaran karena tergiur dengan upah yang diberikan dari Kasatpol PP Makassar yang mencapai puluhan juta.
Polisi memang tak menjelaskan detail berapa upah yang diterima SR atas pekerjaannya menghabisi nyawa Najamuddin Sewang.
Namun dipastikan mencapai puluhan juta atau bahkan bisa sampai ratusan juta.
Sebab, uang tanda terima kasihnya saja sudah sebesar Rp 85 juta.
"Bukan untuk membayar ya, itu sebagai tanda terima kasih.
Totalnya Rp 85 juta," kata Kapolrestabes.
SR memperoleh senjata itu melalui online yang juga terlibat jaringan teroris.
"Senjata ini dibeli melalui online yang setelah kita selidiki ternyata terkait dengan jaringan teroris," ujarnya.
Dalam press release itu juga dihadirkan barang bukti Ada dua motor yang dihadirkan yaitu motor Mio hitam berplat nomor DD 4412 DY yang dikendarai Najamuddin Sewang dan motor matik Beat berpelat DD 5951 KD yang dikendarai pelaku atau eksekutor.
Selain itu juga dihadirkan barang pistol jenis revolver yang digunakan menghabisi nyawa Najamuddin.
Serta puluhan selongsong atau amunisi yang diamankan polisi.
Alibi solidaritas
Sementara itu alasan SR, seperti disampaikan Budhi, ikut merasakan sakit hati karena melihat M Iqbal Asnan tersakiti.
Sehingga ia nekat membantu tersangka menghabisi nyawa korban
"Eksekutor ini juga ikut sakit hati ketika si otak pelaku disakiti perasaannya oleh si korban," katanya.
Akibat tindakannya tersebut, oknum anggota Polri tersebut akan mendapatkan hukuman yang lebih berat.
"Kita sesuaikan dengan peraturan yang ada. Kita akan proses dan berikan sanksi yang lebih berat," katanya.
"Disamping hukuman pidana. Kita akan lakukan proses melalui kode etik," lanjut Kombes Budhi Haryanto.
(*/Tribun-Medan.com)
Artikel ini telah tayang di Tribunjateng.com
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/medan/foto/bank/originals/iqbal-janda-sewang-tribunmedan.jpg)