News Video
Agar Merasakan Dunia Pendidikan Kembali, Puluhan Anak Pengungsi Rohingya Ikuti Pesantren Kilat
Puluhan anak pengungsi Rohingya, Burma dan Somalia mengikuti kegiatan pesantren kilat
Penulis: Abdan Syakuro | Editor: Fariz
TRIBUN-MEDAN.com, MEDAN - Belum bisa lakukan kegiatan pendidikan secara normal, puluhan anak pengungsi Rohingya, Burma dan Somalia mengikuti kegiatan pesantren kilat.
Dari amatan Tribun Medan ada sekitar 60 anak Rohingya berumur 4-18 tahun yang mengikuti kegiatan pesantren kilat di Hotel Pelangi Jalan Jamin Ginting No. 12B, Kecamatan Medan Tuntungan, Kota Medan, Jum'at (15/04/2022).
Kegiatan pesantren kilat ini pun diikuti dengan protokol kesehatan yang ketat dan juga beragam macam game seru.
Misalnya saja belajar Bahasa Indonesia. Dimana para peserta disuruh untuk berhitung dari mulai angka 1-10 dengan menggunakan Bahasa Indonesia sekaligus Bahasa Negaranya masing-masing.
Dimana pada saat penghitungan ada banyak peserta yang sudah hafal bahkan lupa dengan Bahasa Negaranya.
Selain dilatih menghitung, dihari pertama kegiatan para peserta disuruh panitia untuk menulis nama masing-masing di kertas dengan menggunakan Bahasa Negaranya lalu diminta untuk menerjemahkan arti nama mereka masing-masing.
Menurut Koordinator Peneliti Yayasan Geutanyoe Affan Ramli menuturkan bahwa kegiatan ini akan diadakan selama satu minggu ke depan.
"Kita adakan selama tujuh hari dan ini hari pertama sekaligus pembukaan. Kegiatan ini juga bekerjasama dengan berbagai pihak baik dari Kampus, Sekolah dan Komunitas lainnya," kata Affan.
Dijelaskan Affan bahwa selam tujuh hari kedepan ada beragam kegiatan dari berbagai pemateri yang dihadirkan.
"Dua hari pertama itu belajar membangun akhlak, tiga hari berikutnya memperbaiki bacaan Al-Qur'an, dua hari terakhir akan diadakan di tempat lain seperti hari pertama dan terakhir nanti akan ada perlombaan Tilawatil Qur'an," ucap Affan.
Untuk pemateri dari hari ketiga hingga akhir akan diisi oleh Ustaz dari Pesantren Darul Tauhid.
"Nanti akan ada hadiah untuk mereka yang memenangkan lomba sebagai pemeriah kegiatan," kata Affan.
Dikatakan Affan bahwa kegiatan ini bertujuan sebagai madrasah untuk anak pengungsi dari tiga negara tersebut.
"Bisa dikatakan begitu sebab mereka ini belum bisa sekolah formal sebagaimana biasanya sehingga ini akan menjadi bekal mereka," ucap Affan.
Selain itu kegiatan ini diberikan agar permasalahan anak-anak pengungsi belum bisa sekolah menemukan solusi dari kerjasama yang dilakukan.