Berita Sumut
Sosok Ipda Imam Agus Husein di Mata Keluarga, Tegas dan Suka Berbagai dengan Warga Madina
Sebagai seorang kakak dan memiliki waktu bersama begitu lama, Ipda Imam Agus Husein dikenalnya sebagai sosok yang tegas.
Penulis: Maurits Pardosi |
TRIBUN-MEDAN.com, PANYABUNGAN – Tak sanggup kakak kandung Ipda Imam Agus Husein menahan tangis saat bunyi sirene pertanda jasad almarhum tiba di rumah duka.
Bahkan, sebelum kedatangan jasad almarhum adiknya tiba, ia telah memperlihatkan kesedihan dan kehilangan yang mendalam.
Sebagai seorang kakak dan memiliki waktu bersama begitu lama, Ipda Imam Agus Husein dikenalnya sebagai sosok yang tegas.
Di balik ketegasannya, ia juga dikenal sebagai sosok yang ramah dan menjadi penghibur bagi keluarga. Dengan lelucon yang disampaikan almarhum, suasana dalam keluarga menjadi lebih hangat.
“Dari adik ini sebenarnya punya prinsip, almarhum punya prinsip. Bukan hanya sama saya yang ia kasih tahu, juga kepada keluarga dan teman-temannya. Ia sempat bermimpi kalaupun nanti keinginannya menjadi Akpol terjadi, itu adalah sebuah kebanggaan,” ujar Irfan Tanjung saat disambangi di rumah duka pada Rabu (13/4/2022).
“Keinginan dia itu bahwa Kabupaten Mandailing Natal mampu menyumbangkan personil ke Akpol setiap tahunnya, minimal satulah kalau memang berat untuk masuk (Akpol),” sambungnya.
Bahkan almarhum memiliki niat membantu setiap orang dari kampung halamannya yang ingin masuk Akpol dengan berbagai bentuk, semisal latihan-latihan dan ilmu teoritis.
“Apapun yang ia bisa beri semisal teori atau latihan-latihan. Impiannya simpel, apa yang ia banggakan sekarang sebagai Akpol, setiap angkatan ada dari Kabupaten Mandailing Natal di dalamnya,” terangnya.
Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa sosok almarhum adalah orang yang tegas bila dibandingkan dengan saudara dan saudarinya.
“Jadi sosok Imam Agus Husein adalah orang yang tegas. Diantara kami berlima, ia adalah sosok yang tegas. Dari kami bertiga sebagai lelaki, ia paling tegas,” ungkapnya.
Bahkan Irfan, yang kini menjadi anggota DPRD Kabupaten Mandailing Natal dari Fraksi Partai Hanura ini merasa malu atau kalah bila dibandingkan dengan ketegasan dan kedewasaan.
“Saya salut sama dia, bahkan aku kalah dari dia. Ia tegas, mungkin karena pembinaan dari Akpol juga. Kalaupun almarhum ini pernah memberikan hal-hal terbaik bagi keluarga, sampai detik ini belum bisa kami balas kebaikan dia itu,” sambungnya.
Ia juga menceritakan perjuangan panjang Ipda Imam Agus Husein masuk Akpol. Ternyata, almarhum mencoba hingga tiga kali dan akhirnya ia masuk pada test ketiga kalinya.
“Saya sebagai abang, malu dengan ketegasan dia, kedewasaan dia. Dan saya mengidolakan dia sih setelah dia bisa mencapai mimpi dia yang mulai dari awal, test, gagal. Ia berjuang lagi, test, dan gagal. Dan ketiga kali, anggaplah last minute, umur terakhir, dengan kerja kerasnya, ia berhasil masuk Akpol,” ujarnya.
Dengan penuh harapan, apa yang dilakukan adiknya selama hidup adalah sebuah pengorbanan dan pengabdian bagi nusa dan bangsa.
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/medan/foto/bank/originals/Kapolek-Batang-Gansal-Indragiri-Hulu-Ipda-Nadya-Ayu-Nurlia.jpg)